Aplikasi Bbm subsidi
Oleh: Yulida Hasanah (Aktivis Muslimah)
PT Pertamina membuka program BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar untuk kendaraan roda empat dengan menggunakan aplikasi Mypertamina terhitung mulai awal Juli ini. Aplikasi yang hanya bisa diinstal melalui Android dan pastinya membutuhkan kuota data seluler yang mencukupi ini mengundang keramaian baik di dunia maya -media sosial- maupun di dunia nyata.
Dikutip dari PikiranRakyat.com, terkait dengan pendaftaran program Mypertamina dibuka sejak tanggal 1 Juli kemarin dan akan berlangsung hingga 30 Juli 2022 mendatang. Pertamina pun menghimbau masyarakat terutama pengendara roda 4 untuk melakukan pendaftaran program tersebut melalui platform online, seperti aplikasi MyPertamina maupun official website MyPertamina.
Berbagai kritikan dan komentar ketidaksetujuan rakyat semakin membulatkan opini bahwa program tersebut bukan malah memudahkan rakyat menikmati kebutuhan BBM, justru malah mempersulit rakyat mendapatkan pemenuhan kebutuhan berupa BBM. Terlebih, tujuan dari program ini adalah agar subsidi BBM bisa tepat sasaran dan tak ada kebocoran.
Padahal kita tahu bahwa penggunaan oleh rakyat di negeri ini sangatlah besar, mengingat bahwa kendaraan yang ada mayoritas menggunakan BBM jenis pertalite dan solar. Apalagi sejak bulan April lalu, BBM jenis premium yang telah lama menjadi pilihan mayoritas pemilik kendaraan di negeri ini sudah tak lagi tersedia alias menghilang.
Jika kembali pada tujuan diterapkannya program MyPertamina ini, tentu saja rakyat semakin bingung kondisi negeri yang katanya merugi ini. Pasalnya, selama ini mereka tak pernah berhutang saat membeli BBM. Dan jikapun pembatasan subsidi hanya untuk rakyat kecil, apakah mereka juga nanti tidak akan merasakan dampak ekonomi dari pembatasan BBM ini.
Jika pengguna kendaraan roda 4 adalah dari kalangan pedagang sayur atau pedagang komoditas pangan yang menjadi kebutuhan pokok harian. Maka tak mungkin jika harga-harga komoditas pangan tersebut juga bakal ikut naik karena mahalnya harga BBM. Sebab mereka mengangkut produk pangan yang mereka jual dengan kendaraan roda 4. Belum lagi kebutuhan lainnya seperti produk-produk industri rumah tangga dan lain sebagainya. Hal ini tentu akan berimbas langsung pada kenaikan harga produk-produk tersebut di pasar.
Belum lagi masalah digitalisasi yang dipaksakan pada rakyat dibalik program Mypertamina ini. Kemudahan dalam membeli BBM berubah jadi makin sulit karena aplikasi. Rakyat secara tidak langsung dipaksa untuk memiliki Handphone yang akan memuat aplikasi Mypertamina ini. Buktinya, di hari pertama pendaftaran aplikasi tersebut justru mengalami eror atau tidak dapat diakses. Akhirnya menjadi kendala rakyat untuk mendapatkan BBM hari itu.
Oleh sebab itu, yang menjadi pertanyaan besar terkait program ini, bukan sekadar masalah yang mempersulit rakyat untuk mendapatkan BBM dengan mudah tanpa keribetan aplikasi yang membutuhkan Handphone untuk itu. Tetapi, apa yang menjadikan pemerintah semakin pelit dalam mensubsidi kebutuhan pokok rakyatnya yakni berupa BBM? Toh, rakyat selama ini beli BBM tak pernah ngutang pada pemerintah. Mereka membeli dengan membayar kontan.
Sikap pemerintah yang tak memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan rakyat secara mudah dan murah ini tentu bukan tanpa sebab.
Keberadaan sistem kapitalisme sekuler yang menjadi kepemimpinan berpikir (qiyadah fikriyah) di negeri-negeri kaum muslimin termasuk Indonesia hari ini menjadi alasan mendasar menjawab pertanyaan di atas.
Sistem kapitalisme sekuler telah membentuk karakter penguasa sebagai pedagang atau pengusaha dalam melayani kepentingan rakyatnya. Dengan parameter untung rugi, mereka mengatur pemenuhan kebutuhan rakyatnya. Hal ini juga didukung dengan penerapan demokrasi sebagai sistem politik di negeri. Demokrasi menjadikan pengayoman terhadap rakyat hanya berdasar kepentingan politik prgamatis semata. Dimana penguasa akan peka terhadap kebutuhan rakyat saat ada maunya.
Walhasil, rakyat yang berada dalam tanggungjawab pengaturan sistem demokrasi kapitalis sekuler semakin lengkap kesengsaraan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan yang sulit terjangkau karena tingginya harga barang, ditambah dengan krisis kepekaan penguasa dalam memudahkan rakyat untuk bisa memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Sebagai manusia yang masih memiliki masa depan dan cita-cita untuk masa depan lebih baik. Maka, tidak ada salahnya jika kita mencari solusi alternatif dalam meraih kesejahteraan hidup. Memenuhi seluruh kebutuhan pokok dengan jalan yang mudah, tidak dipersulit.
Islam sebagai keyakinan sekaligus aturan kehidupan. Memiliki dimensi pengaturan yang lengkap dan sempurna. Tidak hanya mengatur urusan yang berkaitan dengan ibadah saja, termasuk mengatur urusan kita sebagai pribadi manusia serta mengatur urusan kita dengan sesama manusia.
Dalam Islam, masalah pengaturan urusan umat merupakan kewajiban negara sebagai aktivitas politik yang harus mengikuti rambu-rambu syariat. Seorang pemimpin diharamkan berbuat zalim dan menyusahkan urusan rakyatnya. Hal ini sesuai hadits Nabi Saw., dari Ma’qal bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “setiap hamba yang Allah (takdirkan) melayani masyarakatnya, (lalu) mati di suatu hari, dan ia zalim (selama memimpin) kepada rakyatnya maka Allah haramkan baginya surga.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Dan Rasulpun mendoakan pemimpin yang menyulitkan rakyat agar Allah mempersulitnya juga. Diriwayatkan diantaranya dalam Shahih Muslim dari ‘Aisyah Ra., "Ya Allah, siapa yang mengurusi satu perkara umatku, lalu ia menyulitkan umat, maka persulitlah ia. Dan siapa yang mengurusi perkara umatku, lalu ia memudahkannya, maka permudahlah ia." (H.R. Muslim).
Islam sebagai aturan kehidupan yang diterapkan dalam sistem pemerintahan, juga terbukti mampu memberikan naungan terhadap seluruh rakyat yang berada dalam naungannya. Hal ini bahkan berjalan selama kurang lebih 1400 tahun lamanya. Penguasa dalam Islam adalah penanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan rakyatnya. Kepentingan rakyat untuk merasakan kesejahteraan hidup akan dipenuhi dengan mudah dan murah, bahkan gratis.
Tak ada yang mengingkari keberhasilan pemerintahan Islam dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya baik muslim maupun non muslim, termasuk dalam menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyatnya. Inilah buah dari penerapan syariat Islam sebagai sumber aturan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan penerapannya tentu saja berlandaskan atas ketaqwaan pada Allah SWT saja. Wallaahua'lam
COMMENTS