Junnah Perisai Umat
Oleh: Ina Ariani | Pemerhati Kebijakan Publik dan Sosial
Lagi-lagi, peristiwa serupa terus saja terjadi. Berulangnya kasus penghinaan terhadap Rasulullah Saw dan kehormatan umat muslim, seharusnya semakin menegaskan bahwa ummat Islam sedang tidak baik-baik saja tanpa perisainya. Walaupun beragam tindakan protes dan boikot tidak akan pernah mampu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Faktanya kasus-kasus serupa terus saja terjadi di berbagai belahan dunia.
Unjuk rasa yang dilakukan untuk mengecam pernyataan salah satu politisi India yang dinilai terang-terangan menghina Nabi Muhammad Saw telah digelar di depan Kedutaan Besar India, Kuningan Jakarta Selatan. Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan oleh massa gabungan ormas Islam di depan Kedubes India pada pukul 14.00 WIB siang. Dalam aksinya, massa menuntut agar mengusir dan meminta Dubes India di Indonesia meminta maaf karena dinilai telah melakukan penghinaan terhadap Islam (17/6).
Seharusnya negara bertindak tegas terhadap para penghina Nabi dan Islam, sebab mayoritas penduduk negeri ini adalah Muslim. Penghinaan terhadap Islam dan kaum Muslim harus segera dihentikan dan diberi sanksi yang sangat keras agar tidak ada lagi orang ataupun golongan tertentu yang nantinya memecah belah antarummat beragama. Pelaku penghina Nabi harus segera dihukum mati.
Menghina Nabi Saw adalah tindakan kekafiran, yang dapat menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Baik dilakukan secara serius maupun dengan bercanda. Allah Swt berfirman,
وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ
Jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. At-Taubah: 65)
Nah saat orang-orang munafik yang menghina Nabi itu menyanggah, bahwa mereka melakukan itu hanya sekedar bercanda, Allah menjawab,
لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ
Tidak perlu kalian mencari-cari alasan, karena kalian telah kafir setelah beriman. (QS. At-Taubah : 66)
Syekh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah juga menjelaskan makna ayat ini dalam kitab tafsir karyanya,
فإن الاستهزاء باللّه وآياته ورسوله كفر مخرج عن الدين لأن أصل الدين مبني على تعظيم اللّه، وتعظيم دينه ورسله، والاستهزاء بشيء من ذلك مناف لهذا الأصل.
Menghina Allah, ayat-ayat dan Rasul-Nya, adalah penyebab Kekafiran, pelakunya keluar dari agama Islam (murtad). Karena agama ini dibangun di atas prinsip mengagungkan Allah, serta mengagungkan agama dan RasulNya. Menghina salah satu diantaranya bertentangan dengan prinsip pokok ini. (Taisir Al Karim Ar Rahman, hal. 342)
Kondisi seperti ini seharusnya semakin menyadarkan ummat Islam akan penting adanya sebuah institusi negara yang berbasis akidah Islam dan menerapkan syariah Islam secara kaffah. Sudah saatnya ummat Islam harus bangkit bersatu dalam memperjuangkan agama Allah Swt sehingga kemuliaan Islam dapat terjaga. Yaitu Daulah khilafah di bawah kepemimpinan seorang kholifah. Sebagaimana telah di janjikan oleh Allah Swt bahwa akan tegak kembali khilafah yang bermanhaj kenabian.
تَكُوْنُ النُّبُوَّة فِيْكُمْ مَا شَاء اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُم يَرْفَعَهَا الله إِذَا شَاء أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّة فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعَهَا الله إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًا فَيَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعَهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُم تَكُوْنُ مُلْكًا جَبَرِيَّةً فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعَهَا اللهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
"Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan yang zalim. Ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Kemudian Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan. Ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi dan al-Bazzar).
Sambut dan ikut berjuang menegakkan-Nya. Bersama barisan pengemban mabda Islam, yang sesuai dengan Fiqroh dan Thoriqoh Rasulullah Saw. Jadi hanya Khilafah lah yang bisa menjadi Junnah kaum muslimin yang dapat memutus mata rantai penghinaan terhadap Rasulullah Saw dan kehormatan umat muslim juga ajarannya.
Wallahu A'lam Bishshawab***
COMMENTS