Tawuran Pelajar, Bukti Gagalnya Pendidikan Sekuler

Tawuran Pelajar Akibat Sistem Pendidikan Sekuler

Tawuran Pelajar, Potret Gagal Pendidikan Sekuler

Oleh: Zulhilda Nurwulan (Relawan Opini Kendari)

Dilansir dari detikNews, Minggu (27/2), Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Depok menangkap tujuh anak muda yang hendak tawuran. Pasalnya, motif tawuran disebabkan adanya komentar Instagram dari kelompok lain yang menantang untuk melakukan tawuran.

Katim Perintis Presisi Polres Metro Depok, Iptu Winam Agus mengatakan bahwa komplotan anak muda tersebut berniat tawuran karena merasa tertantang oleh komentar di Instagram.

“Motifnya saat live, ada saja kelompok (lain) yang melihat dan menantang untuk melakukan perkelahian (tawuran). Akhirnya merasa sebal, mereka berkeliling mencari lawan yang menantang tersebut,” katanya.
Ironi sekali, tawuran pelajar bukanlah hal baru di dunia pendidikan Indonesia. Seolah, tawuran pelajar merupakan tradisi turun-temurun yang diwariskan untuk generasi muda. Parahnya, tradisi ini tidak bisa dihentikan bahkan pemerintah pusat sekalipun. Urusan tawuran pelajar bahkan tidak menjadi isu penting bagi istana negara sebab pemerintah hanya sibuk mengurusi isu radikalisme di kalangan ustad dan para ulama. Padahal, tawuran pelajar merupakan tindakan yang lebih radikal dan butuh penanganan segera. Hal ini bisa menyebabkan kerugian yang besar karena bisa saja mengganggu ketenteraman warga sekitar yang bermukim di wilayah tempat tawuran.

Sistem pendidikan Indonesia yang berkurikulum sekuler menjadi penyebab utama maraknya tawuran pelajar dan penyimpangan dalam bidang pendidikan seperti bullying, perundungan, baik diantara kalangan siswa, siswa ke guru hingga orang tua ke guru. Tak bisa dipungkiri, sistem pendidikan hari ini sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu. Minimnya nilai akhlak dalam diri seseorang hari ini menjadi kualitas buruknya perbuatan seseorang pada orang lain.

Kurangnya Pendidikan Keluarga dan Sekolah Sebabkan Tawuran Pelajar

Maraknya tawuran pelajar yang berakar dari abad ke abad adalah potret kegagalan sistem pendidikan Indonesia yang berorientasi pada sistem sekuler.

Pendekatan keluarga, merupakan salah satu fondasi utama bagi perkembangan seorang anak di dalam keluarga agar tercipta karakter berakhlak mulia dan baik. Kondisi sebuah keluarga akan terlihat dari penampakan seorang anak kala berada di luar rumah.

Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun bertindak. Peran keluarga didalam perbaikan ini mencakup kepada hubungan suami-istri, pengasuhan anak, berbuat baik kepada orang tua serta lingkungan sosial masyarakat. (Viva.co.id)

Bisa disimpulkan, keluarga merupakan lingkungan yang paling efektif dalam menciptakan karakteristik seseorang. Keluarga merupakan pendidikan pertama yang didapatkan seorang anak ketika memulai sebuah sosialisasi baik verbal maupun non verbal. Sehingga, peran keluarga menjadi aspek terpenting dalam memulai sebuah proses sosialisasi.

Selain keluarga, karakter seseorang pun dapat terbentuk di tempat yang lain yakni sekolah dan masyarakat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat berperan dalam pembentukan karakter anak. Sekolah menjadi wadah pembentukan karakter anak yang paling lengkap, mulai dari pengetahuan umum, science, dan pengetahuan agama secara pun diberikan di bangku sekolah. Dengan demikian sekolah menjadi wadah untuk pendidikan karakter anak agar tercipta pribadi yang terdidik juga berakal.

Muslich (2011) mengatakan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

Sayangnya, paradigma berpikir sekularisme menafsirkan berbeda terkait fungsi sekolah sebagai pembentuk karakter anak. Kebanyakan orang tua hari ini memandang sekolah tak ubahnya sebuah bengkel, memasukkan anak mereka ke sekolah dan berharap semua kesalahan yang ada pada diri sang anak akan diperbaiki di sekolah. Padahal, orang tua lupa dengan fungsi keluarga sebagai fondasi awal pendidikan karakter anak.

Kemudian, lingkungan terakhir tempat seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yakni masyarakat. Lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi pola tingkah laku seorang anak. Jika seseorang terlalu banyak bermain di lingkungan yang buruk, cepat atau lambat orang tersebut akan terpengaruh menjadi orang yang buruk begitu pun sebaliknya. Sebagaimana dalam sebuah hadis, Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Sehingga, agar karakter anak tetap terjaga semaksimal mungkin seorang anak harus menjaga lingkungan pergaulannya agar tetap pada lingkungan yang baik.

Menyoal masalah tawuran pelajar ada hal yang luput dari perhatian yakni hilangnya kontrol negara terhadap gagalnya sistem pendidikan yang berlangsung. Negara sebagai pelaksana hukum dan pembuat kebijakan patutnya mampu mengambil langkah tegas untuk menuntaskan berbagai masalah sosial, diantaranya tawuran antar pelajar.

Islam Membenci Perpecahan dan Kekerasan

Islam merupakan agama yang damai. Islam memandang kekerasan sebagai bentuk kriminal. Maraknya tawuran antar pelajar di era sekuler disebabkan minimnya nilai akhlak yang ditanamkan dalam diri setiap anak baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Akhlak di dalam Islam menjadi parameter yang digunakan untuk menilai perbuatan seseorang. Akhlak merupakan sifat yang wajib dimiliki dalam diri setiap orang dalam menjalankan aktivitasnya. Sifat tersebut dapat berupa sifat yang baik (khair’) dan buruk (syarr). Islam telah mengatur perkara ini sesuai dengan syariat. Artinya, manusia tidak dibolehkan untuk mengatur hukum tentang sifat mereka. Karena, jika manusia mengatur sendiri hukum tentang perbuatannya maka secara otomatis akan bergantung pada aspek kepentingan. Jika dianggap untung maka diambil jika dianggap rugi maka ditinggalkan.

Dalam hal ini, tawuran dihukumi sebagai perkara yang buruk. Sehingga, tawuran tergolong pada aktivitas yang melanggar syariat. Bahkan, Islam mengharamkan tawuran. Hal ini disebabkan karena tawuran bisa membawa dampak yang buruk bagi siapa saja yang terlibat pada tawuran tersebut bahkan bisa mengakibatkan jatuhnya korban. Inilah yang melatarbelakangi Islam mengharamkan tawuran.

Remaja, sebagai tonggak peradaban sejatinya perlu dididik untuk menjadi insan yang berakal. Dengan bekal ilmu dan nilai akhlak yang baik dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat sepatutnya mampu menjauhkan remaja dari debu liberalisme, sekularisme dan ekstrimisme. Islam sebagai agama yang paripurna telah memberikan potret remaja terbaik yang bisa dicontoh oleh remaja hari ini agar tercipta remaja yang berkualitas, seperti Muhammad al-Fatih sang penakluk Konstantinopel. Semangat pejuang dan ilmuwan yang ada dalam sosok sang penakluk itu patutnya bisa ditanamkan dalam diri remaja hari ini melalui pendidikan moral dan agama yang benar, bukan pendidikan agama yang sudah banyak diaransemen dengan bumbu sekularisme.

Dengan menjalankan syariat Islam secara kaffah akan menyelamatkan nyawa remaja atau menghentikan aksi tawuran. Kemudian, menjalankan syariat Islam akan menjamin keselamatan dunia akhirat seperti yang dijaminkan Allah SWT. Namun, potret semacam ini hanya akan ditemui dalam tatanan negara Islam bukan pada negara sekuler. Hanya tatanan Islam dalam institusi Khilafah Islamiyah-lah yang mampu menghapus potret buram remaja dan generasi ini menjadi potret cemerlang dan gemilang. Wallahu alam.

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,186,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,51,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,84,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3560,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,8,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: Tawuran Pelajar, Bukti Gagalnya Pendidikan Sekuler
Tawuran Pelajar, Bukti Gagalnya Pendidikan Sekuler
Tawuran Pelajar Akibat Sistem Pendidikan Sekuler
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgV2GRjoRRlVTOrh3nSkWLp9U0bZ8_hNN1jl6L8eOZnpEpvV6PQYmREoeDtJSCxsb9YmWgWe-50xazg1GWavashCqpgvX6RRzNGd1Wk7Qm6T-J6eihWV4d7uAxMuEPxGTXW6sw8uHC03bZyNRT6bFYKxieT4oDzNzHDq-fAKl1ga7VzZSgNIW57Nok3=s16000
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgV2GRjoRRlVTOrh3nSkWLp9U0bZ8_hNN1jl6L8eOZnpEpvV6PQYmREoeDtJSCxsb9YmWgWe-50xazg1GWavashCqpgvX6RRzNGd1Wk7Qm6T-J6eihWV4d7uAxMuEPxGTXW6sw8uHC03bZyNRT6bFYKxieT4oDzNzHDq-fAKl1ga7VzZSgNIW57Nok3=s72-c
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2022/03/tawuran-pelajar-bukti-gagalnya.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2022/03/tawuran-pelajar-bukti-gagalnya.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy