politik klenik
Oleh. Ida Purwati
Presiden Jokowi berkemah di titik nol Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur, Senin (14/3). Dalam acara tersebut, dijadwalkan juga hadir para gubernur se-Indonesia untuk melaksanakan ritual 'Kendi Nusantara'. (Kumparan bisnis 14 Maret 2022). Dalam pelaksanaan ritual 'Kendi Nusantara', para gubernur diminta membawa dan air dari daerah asalnya masing-masing. Selanjutnya, tanah dan air tersebut akan diisikan ke dalam 'Kendi Nusantara' untuk disimpan di titik nol IKN Nusantara ujar Juru Bicara Gubernur Kalimantan Timur, HM Syafranuddin.
Di tengah carut marut yang terjadi di negeri inu dengan rentetan yang belum usai, nampaknya Pemerintah serius untuk tetap melanjutkan perpindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur. Meskipun, arus gelombang penolakan dan gugatan masyarakat masih bergulir akan hal ini, tak membuat langkah ini terhenti. Bahkan Bappenas sendiri menjelaskan alasan pemindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara secara bertahap mulai tahun 2024. Dan sebagai wujud, keseriusannya tersebut Pemerintah melakukan kemah di titik nol, yang disinyalir tempat tersebut direncanakan akan dibangun istana negara.
Tak hanya berkemah ,namun disana juga digelar ritual yang disebut "Kendi Nusantara". Sayangnya, ritual Kendi Nusantara tersebut menuai pro kontra, bahkan ada yang menyebut proses itu merupakan kegiatan syirik karena bertentangan dengan akidah. Bahkan pada hari Selasa (15/3/2022), warganet akhirnya mulai menggaungkan tanda pagar ‘Ritual Syirik’ (#RitualSyirik) hingga menjadi salah satu trending Twitter Indonesia.
Kita harus menyadari, bahwa saat ini kita berada dalam cengkraman sistem demokrasi, yang dimana berasaskan sekuler (memisahkan antara agama dan kehidupan). Sehingga, terlepas dari mayoritas penduduk di sebuah negeri adalah beragama Islam, namun pada kenyataannya untuk menjalankan roda kehidupan tidak memakai aturan Islam. Dari hal tersebut, muncullah sejumlah prosesi atau ritual yang tidak ada di dalam tuntunan hukum syara, tapi menjadi diada-adakan dalam sistem sekuler. Padahal jelas-jelas Allah memerintahkan kita untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya jika ingin selamat di dunia dan akhirat. Sebagaimana, Allah juga memerintahkan kita untuk meninggalkan sesuatu yang di dalamnya tiada tuntunan dari-Nya dan Rasullullah saw.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai". (QS al-Imran: 103). Dan Sabda Rasulullah مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718).
COMMENTS