harga sembako
Oleh : Ummu Fillah
Ibarat rutinitas tahunan. Harga sembako mengalami kenaikan dibulan Desember Januari. Aktivitas kenaikan harga dikarenakan adanya momentum Natal dan tahun baru. Karena permintaan konsumen meningkat maka harga sembako pun meroket naik hingga usai Nataru ( Natal dan tahun baru). Biasanya satu kuartal pertama. Berarti hingga di bulan April. Semoga tidak ada kelonjakan harga di bulan Ramadhan dan lebaran.
Seperti yang disampaikan peneliti core Indonesia, Dwi Andreas kenaikan harga telah melewati batas harga psikologis. Cabai tembus seratus ribu perkilogram, minyak goreng curah delapan belas ribu perkilogram dan telur tiga puluh ribu perkilogram. Kenaikan ini disebabkan fenomena alam la Nina yang membuat petani gagal panen, sementara permintaan meningkat diakhir tahun. Begitu yang disampaikan Andreas dalam Refleksi Ekonomi Akhir Tahun 2021, Jakarta, Rabu(29/12). Liputan 6.com
Mengapa bisa terjadi demikian. Tidak lain karena sistem ekonomi yang berjalan saat ini yaitu sistem kapitalis. Dimana harga dan komoditi di kuasai oleh korporasi.
Peran negara dalam menstabilkan harga dimandulkan oleh para kartel, dan para mafia dagang. Semua dikuasai mulai dari pemilikan lahan, rantai produksi dan distribusi. Dari sinilah negara tidak bisa menstabilkan harga pangan dan stok pangan.
Berbeda dengan sistem ekonomi Islam. Negara mengawasi kestabilan harga di pasaran dengan menempatkan Qadhi Misbah. Dengan demikian, harga pangan tidak bisa di naik dan turunkan oleh spekulan dagang atau korporasi. Negara juga menjamin ketersediaan stok bahan pangan dan distribusi yang merata dalam setiap wilayah hingga tak ada kesenjangan harga dan penimbunan barang. Karena negara menjadikan syariah sebagai standar hukum perbuatan. Negara sebagai pelayan umat. Jikalau stok barang pangan kurang memenuhi, negara juga mengambil jalan impor. Tapi dengan batas waktu. Ketika dalam negara sudah bisa memenuhi ketersediaan bahan pangan. Imporpun di hentikan.
Dengan demikian, kestabilan harga dan stok pangan terjaga. Penjual dan konsumen stabil dalam meraih keuntungan.
Betapa rindunya kita hidup dalam naungan sistem Islam dalam setiap lini kehidupan. Karena Islam telah sempurna dalam mengatur problematika kehidupan.
Allahu a'lam bish showab.
COMMENTS