mencari rezeki
Oleh: Titin (owner Angkringan Jahe Merah)
Alquran memberikan tuntunan kepada kita yang tertulis dalam firman Allah SWT, Surat : Ṭāhā : 81
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي ۖ وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَىٰ
Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Barang siapa ditimpa kemurkaan-Ku maka sungguh, binasalah dia.
Masalah rezeki
Bagi masyarakat, Islam telah menjamin pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup dari apa yang dituntut olehnya. Tentang dua hal kebutuhan yang seiring(primer, sekunder/tersier) yang tidak dipisahkan satu sama lain.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ini Islam terbukti dapat menjadikan apa yang dituntut masyarakat tersebut atas asas( dasar kebijakan) untuk pemenuhan kebutuhan dan kemakmurannya.
Intinya aturan Islam menjamin terpenuhinya hak hidup setiap orang secara pribadi serta memberikan kesempatan kepadanya untuk memperoleh kemakmuran hidupnya. Jika semua manusia mau menerapkan aturan Islam.
Kita bisa melihat fakta kini tidak diterapkannya aturan tersebut. Kemakmuran umat dalam skala kecil pun saat ini sangat terganggu. Dengan adanya rencana pemerintah yang akan menghapus minyak goreng curah pada tahun 2022 mendatang.
Peduli umat, mengajak kita semua bersama-sama berpikir Insight #109, PKAD ( 3/11/ 2021) mengangkat diskusi " gerah gegara minyak curah" diskusi yang mencerahkan untuk bisa memahami bagaimana kondisi negeri ini. Dan bagaimana nanti nasib keluarga Indonesia ke depannya.
kebutuhan minyak curah ini sangat dibutuhkan oleh rakyat jelata. Apalagi tukang gorengan pinggir jalan. Juga rakyat yang berada pada golongan menengah ke bawah. Rakyat “kerelah” kasarnya. Alangkah lebih mirisnya hidup mereka. Sedangkan langka saja mereka sangat-sangat prihatin kondisinya. Mereka sampai tak memedulikan resiko memakai minyak goreng kualitas curah. Bisa dibayangkan bila nanti wajib membeli minyak goreng kemasan, seperti apa kondisinya. Siapa yang menjadi pengampu mereka.
Mereka sangat mengharapkan aturan, kebijakan negara, pemerintah/ negara yang pro rakyat, suatu pernyataan yang dapat memberikan kemakmuran terhadap mereka.
Pada kondisi seperti ini harusnya negara wajib memenuhi kebutuhan dalam negerinya dan jangan buru-buru melakukan impor juga. Sedangkan secara sumber daya negara mampu memenuhinya. Maka tugas selanjutnya negara harus melakukan pengawasan terhadap kesengajaan cukong yang menimbun minyak, sehingga menimbulkan kelangkaan dan mahal. Dalam hal masalah perminyakan ini.
Lakukan segera untuk mencari pokok permasalahan apa yang menjadi dasarnya. Sebab selama ini pangkalnya ada pada kekuasaan liberalisasi yang lahir dari sistem kapitalisme yang terutama di terapkan di negeri ini. Jika ini tidak diberantas andaikan kebijakan tersebut gagal diterapkan, maka akan tetap muncul kebijakan setara yang lain yang sama zalimnya bahkan lebih zalim lagi.
Maka jika ingin memperbaikinya satu-satunya jalan hanya dengan mengimplementasikan Islam secara totalitas. Ini pilihan tepat solusi tuntas dari seluruh permasalahan yang ada. Termasuk kasus minyak goreng ini. Kenapa? Karena kebijakan publik dalam Islam didasari oleh kepentingan urusan untuk mengurusi kebutuhan masyarakatnya. Secara keseluruhan.
Janganlah sampai negeri subur makmur ini mendapat julukan seperti syariat Islam sebut, yaitu sebagai negara yang bermaksiat besar karena dalam syariat ada satu orang(saja) yang tidak terpenuhi kebutuhannya di sebut “negara bermaksiat”.
Banyaknya masyarakat di negeri ini yang kekurangan bahkan sangat jelata, berarti negara harus segera mengubah sistem kenegaraannya sesuai aturan Islam. Dalam pemenuhan kebutuhan dan sebagai penggembala riayah masyarakatnya. Jika sebuah negara ingin keluar dari kemaksiatan.
Bila aturan Islam tidak segera diterapkan kondisi ini akan menyeret masing-masing diri bermasyarakat untuk berjuang meraih rezeki terbaik? Masyarakat berjuang menginginkan negara sebagai penyelenggara terbaik untuk pemenuhan kebutuhan mereka? Dorongan ini semakin kuat seiring semakin besar rasa zalim yang mereka rasakan. Yakni seperti negara Islam yang Rasul dirikan di Madinah.
COMMENTS