Bulan Ramadan segera berakhir, segenap umat Islam bersuka cita menyambut hari kemenangan. Hari Raya Idulfitri adalah momentum penting hingga selayak
Oleh : Rita Yusnita (Pengasuh Forum Bunda Sholehah)
Bulan Ramadan segera berakhir, segenap umat Islam bersuka cita menyambut hari kemenangan. Hari Raya Idulfitri adalah momentum penting hingga selayaknya banyak persiapan yang harus dilakukan. Dari mulai menyiapkan panganan kue-kue hingga pakaian yang terbaik di hari Lebaran. Hal ini dibuktikan dengan mulai padatnya pusat-pusat perbelanjaan, baik di pusat kota maupun daerah. Padahal, pandemi masih mengintai namun mereka cenderung abai dan tak menyurutkan keinginan berbelanja.
Salah satu pusat perbelanjaan yang dipadati adalah Pasar Tanah Abang. Liputan6.com melansir, Senin (3/ 5), Pasar Tanah Abang mulai dipadati pengunjung pada Minggu, 13 Mei 2021. Kerumunan yang terjadi di pasar itu menyebabkan Polda Metro Jaya turun tangan guna mengatasinya. Sekretaris Daerah (Sekda) DKI menjelaskan," Hari ini ada beberapa titik di Pasar Tanah Abang, tadi udah sepakati. Di Pasar Tanah Abang yang kira-kira lebih dari 20 pintu nanti akan kita ringkas jadi beberapa pintu strategis yang nanti akan ditugaskan beberapa pasukan kita untuk menjaga sirkulasi," kata Marullah. Pengurangan jumlah akses pintu bertujuan untuk memantau jumlah pengunjung yang datang. Sehingga aturan pembatasan jumlah pengunjung untuk mencegah penyebaran Covid-19 dapat diterapkan.
Membludaknya jumlah pengunjung di pusat-pusat perbelanjaan sangat mengkhawatirkan karena dapat meningkatkan jumlah kerumunan. Oleh sebab itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyampaikan, ada baiknya masyarakat mencari lokasi alternatif lain untuk berbelanja. Yusri menyebut, kerumunan Pasar tanah Abang yang sempat viral di sosial media membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman melakukan pengecekan langsung siang tadi. “Kita imbau masyarakat dengan situasi sekarang ini, ramainya beberapa tempat pusat perbelanjaan di mana terjadi kerumunan di sini, sementara petugas melakukan kegiatan prokes ke masyarakat di sini," jelas dia.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mempunyai pemikiran lain. Dengan alasan untuk mendongkrak perekonomian yang lagi lesu, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini minta rakyat tetap beli baju saat lebaran nanti meski mudiknya dilarang. “Ada bagusnya juga lebaran tetap tetap pakai baju baru, beli baju baru supaya walaupun zoom nanti pakai baju baru sehingga muncul aktivitas di masyarakat bisa terjadi,” kata Sri Mulyani dilansir WartaEkonomi.com, (24/4/2021).
Untuk menyukseskan program belanja ini, pemerintah sudah menyiapkan berbagai kebijakan seperti menyiapkan program Hari Belanja Nasional (Harbolnas) jelang lebaran yang ongkos kirimnya disubsidi oleh pemerintah. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan program Harbolnas akan bekerja sama dengan e-commerce untuk bisa mengirimkan barang sampai tujuan. Langsung saja usulan Sri Mulyani ini menuai pro dan kontra dari netizen. Mereka berpendapat di masa pandemi ini jangankan beli baju lebaran, untuk makan sehari-hari pun susahnya minta ampun. Lain hal bagi para pejabat dengan gaji dan bonus tinggi sehingga akan mudah segala sesuatunya, ungkap netizen lain.
Tingginya minat masyarakat mencari kebutuhan menjelang Hari Raya menjadi sebab kerumunan di area publik tak terhindarkan. Potensi penyebaran virus sangat rentan terjadi jika hal ini terus dibiarkan. Namun, tak lantas kesalahan dipikul sepihak oleh masyarakat jika pelanggaran prokes kerap terjadi karena masyarakat juga dibuat bingung dengan tidak selarasnya kebijakan yang diambil pemerintah. Di satu sisi, muncul larangan menciptakan kerumunan, tetapi di sisi lain justru menganjurkan masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas di ranah publik. Perbaikan ekonomi tidak lantas jadi pembenaran ketika kerumunan terjadi.
Bukan hal yang aneh ketika sistem ekonomi Kapitalis masih dianut sebagian besar para pemangku kebijakan sehingga penilaian terhadap materi sangat tinggi. Segala sesuatunya bernilai untung dan rugi bukan untuk kemaslahatan umat, sehingga nyawa individu layak dipertaruhkan. Padahal dalam Islam nyawa satu orang sangat berharga, sebagaimana Sabda Nabi Saw. , "Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).
Seharusnya setiap kebijakan yang diambil terlebih dulu dipertimbangkan dengan matang. Kesepakatan dari berbagai pihak menjadi salah satu bahan pertimbangan ketika akan diterapkannya suatu kebijakan. Faktor utama yang menjadi tujuan adalah kemaslahatan umat bukan yang lain. Hal ini hanya akan kita temui dalam sistem Islam, dimana setiap kebijakan yang diambil merujuk pada Kitabullah yaitu Al-Qur'an dan juga Hadits. Sehingga keselamatan setiap individu dalam masyarakat terjamin.
Wallahualam Bishowab.
COMMENTS