serangan israel ke palestina
Oleh: Dede Nurmala
Kabar kaum muslim yang ada di Palestina terus terdengar ditelinga dunia. Terkhusus untuk umat Islam diberbagai penjuru bumi. Bahkan dalam pandangan mata dengan jarak yang jauh umat Islam bisa melihat bagaimana derita kaum Muslim disana yang belum saja reda.
Ramadhan adalah tamu agung dan spesial bagi orang-orang beriman. Karena kehadirannya penuh dengan keberkahan dan kebaikan. Begitupun yang di rasakan mereka yang ada di Palestina. Mereka menyambutnya dengan suka cita. Berusaha menjamu tamu agung itu dengan baik dan istimewa.
Kelezatan Ramadhan yang dimimpikan untuk mencoba memaksimalkan ibadah dengan aman dan tenang adalah sebuah Ilusi. Namun bagi mereka perjuangan untuk beribadah di bulan suci adalah bagian dari cinta Allah kepada mereka. Mereka tak berputus harapan untuk tetap berusaha maksimal dalam beribadah kepada Allah. Adapun hadangan dan rintangan itu merupakan ujian yang harus diterima.
Tak heran jika menjelang akhir Ramadhan mereka mendapat ujian besar. Ujian yang didapat sesuai dengan keimanannya yang juga besar. Saat menjalankan Ibadah shalat tarawih, jamaah masjid al-Quds mendapat serangan represif dari polisi Israel secara tiba-tiba yang membuat kurang lebih 100 muslim Palestina alami luka-luka (Senin, 10/05/2021, viva.co.id).
Terkait itu, Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina (KPIQP) ikut menyampaikan pandangannya dalam aksi damai secara virtual pada Minggu, 9 Mei 2021, KPIQP bersama sejumlah ormas perempuan lain di Tanah Air seperti PP Salimah, PP Muslimat Mathlaul Anwar, PP Muslimat Al Washliyah, hingga Muslimat DDII.
Mereka tidak tinggal diam dan ikut mengecam atas kebrutalan aparat Israel yang mengintimidasi muslim Palestina. Israel diminta menghentikan aksi represifnya.
Ketua KPIQP Nurjanah Hulwani menyampaikan kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina sudah menjadi persoalan akidah sekaligus kemanusiaan. Menurut dia, dalam persoalan ini, umat Islam harus berjuang menanamkan kepedulian dengan peran masing-masing.
“Sebab sejatinya persoalan Al Quds bukan sekedar tanggung jawab lembaga kemanusiaan ataupun KPIQP. Kita semua kelak di akhirat akan ditanya tentang apa yang telah kita perbuat untuk persoalan Palestina?” kata Nurjanah, dalam keterangannya yang dikutip pada Senin, 10 Mei 2021. viva.co.id
Komisi VIII DPR mengecam tindak kekerasan yang dilakukan polisi Israel terhadap warga Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mesti turun tangan.
"Saya kira PBB dan negara-negara OKI harus turun tangan untuk menyelesaikan kekerasan berdarah ini. Kekerasan ini harus disudahi," ujar Ace dalam keterangannya, Minggu (9/5/2021). detikNews.com
Persoalan yang dialami warga Palestina dengan zionis Israel bukan hanya terjadi sekali saja. Bukankah ini untuk kesekian kalinya? Namun, adakah ketuntasan dari permasalahan yang terus terjadi ini?
Banyak rintihan kaum muslimin dibelahan bumi yang diadukan kepada pemilik semesta. Semua menginginkan kedamaian untuk kaum muslimin yang ada di Palestina. Berharap semua duka dan derita mereka berhenti. Mereka bisa bernafas dengan udara kebahagiaan dan ketentraman dalam menjalani kehidupan.
Berbagai upaya telah ditempuh untuk membantu mereka agar tetap bertahan di tanah yang Allah berkahi tersebut. Tanah yang diatasnya berada salahsatu rumah Allah yang istimewa dari rumah-rumah Allah yang lain yaitu Al-Aqsa.
Ada yang dengan kelebihan hartanya yaitu memberikan infaq terbaiknya, ada yang melalui tangannya (kekuasaan) mencoba berikhtiar terus melobi dunia, ada yang dengan lantangnya suara opini publik yang menggetarkan, ada banyak relawan yang siap membela dengan sepenuh tenaganya, ada juga yang terdiam dalam balutan doa yang dipanjatkan disetiap heningan malam.
Semua upaya yang dilakukan adalah sedikit bentuk sayang sesama saudara beriman yang Rosulullah shalallahu'alaihi wasallam gambarkan seperti satu tubuh dalam sabdanya yaitu:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]
Sebagai orang Islam yang mengimani Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam pasti semua akan percaya bahwa setiap hal yang disabdakan nya adalah suatu kebenaran dan Iman itu harus dibuktikan. Maka, buktikan bahwa kaum muslim itu harus mampu merasakan duka yang dialami saudaranya. Minimal hati kita bergemuruh kencang dalam kemarahan karena adanya kedzaliman para zionis Israel terhadap warga Palestina.
Nyatanya saat pertolongan itu mengandalkan persatuan bangsa-bangsa (PBB) sungguh mustahil terwujud kebebasan untuk warga Palestina. Bertahun-tahun tak ada kejelasan Palestina untuk merdeka dari cekraman kafir penjajah Zionis. Kecaman dari berbagai pihak terhadap Israel termasuk OKI tidak membuat resolusi itu bangkit.
Lalu akankah dunia terus diam melihat jelasnya kedzaliman yang dilakukan para Zionis tersebut?
Sementara kaum muslimin di Palestina akan terus mempertahankan diri demi terjaganya Al-Aqsa yang dicintai umat Islam. Al-Aqsa merupakan harga diri umat Islam sedunia. Maka seharusnya bukan warga Palestina saja yang menjaga tapi seluruh kaum muslimin harus ikut menjaga dan membela.
Maka mereka membutuhkan kekuatan tentara Islam untuk membela kehormatan agamanya. Mereka hanya butuh satu komandan untuk menggerakkan persatuan kaum muslim di seluruh dunia. Yaitu pempimpin Islam yang menjalankan setiap aturan Allah.
Pempimpin itu belum hadir. Sehingga Palestina akan tetap dalam derita dengan kedzaliman yang didapatkan. Semoga segera hadir pemimpin itu, pemimpin yang kelak menerapkan sistem Islam dalam kehidupan serta mampu menggerakkan kaum muslimin diseluruh dunia untuk membebaskan Palestina.
WaAllahu a'lam biishowab.
COMMENTS