penegak hukum narkoba
Oleh : Lilik Yani
Na 'udzubillah! Semoga jadi bahan muhasabah. Penegak hukum yang seharusnya memberikan contoh kebaikan, justru jadi pengedar barang haram. Bukankah seharusnya dia yang menangkap dan memberantas, jadi kebalik ditangkap.
Ajal manusia tak ada yang tahu kapan datang. Berharap ajal datang ketika kita menjalankan amal kebaikan. Saat cinta kepada Allah kondisi maksimal. Bagaimana kalau terjadi saat menjalankan maksiat? Transaksi barang haram yang seharusnya dia basmi habis-habisan. Astaghfirullah al adhiim.
Dilansir dari KOMPAS TV - Seorang anggota polisi berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) berinisial Z meninggal dunia saat digelandang ke Mako Brimob Polda Riau. Sebelum meninggal, pria berusia 49 tahun itu ditangkap oleh Tim Satgas Antinarkoba Polda Riau. Ia diduga kuat terlibat dalam kasus peredaran narkoba.
Kompol Z meninggal dunia sebelum sempat menjalani proses hukum guna mempertanggungjawabkan perbuatannya terkait kepemilikan barang haram tersebut.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto, mengatakan Kompol Z ditangkap pada Sabtu, 13 Maret 2021 sekitar pukul 23.00 WIB.
Proses penangkapan dilakukan saat pelaku mengendarai sepeda motor. Ketika itu, pelaku dipancing untuk melakukan transaksi di lokasi.
Pemberantas Barang Haram itu Ditangkap Saat Transaksi Barang Haram
Miris! Prihatin mendengar berita begini. Barang haram seperti sabu-sabu, narkoba, dan segala macam jenisnya. Bagaimana tidak prihatin, orang yang seharusnya bertugas memberantas barang haram, justru dia yang ditangkap karena ketahuan memiliki sabu-sabu sebesar 1 kg.
Bisa dibayangkan barang haram sebanyak itu akan merusak generasi masa depan. Generasi yang ke depannya akan jadi pemimpin umat sesuai bidangnya. Apa jadinya jika demikian?
Barang haram itu tersebar ke berbagai wilayah. Banyak orang tak bertanggungjawab menjadikan barang haram itu sebagai komoditas yang menguntungkan. Jadilah tak berfikir jika barang tersebut jika sampai dikonsumsi generasi bangsa akan merusak pikirannya. Mabuk tak bisa membedakan perbuatan benar atau salah.
Sungguh suatu yang tak bisa dipikir dengan akal, jika ada pengedar barang haram untuk merusak generasi bangsa. Apalagi jika pelakunya aparat hukum sendiri, yang seharusnya jadi teladan kebaikan. Bukannya memberantas malah dia sendiri diberantas.
Zaman apa ini? Kerusakan kian tak terkendali. Anak-anak yang nantinya jadi generasi penerus yang bisa mengubah peradaban menjadi bangsa yang baik. Justru dirusak oleh orang yang mestinya bertanggung jawab terhadap kerusakan mental itu.
Apalagi jika ini sudah sistemik. Di mana masalahnya tidak akan bisa diatasi kecuali dengan sistem juga. Untuk itulah peran negara yang harus meriayah umatnya dari segala macam marabahaya yang siap menerkam kapan saja.
Jika sistem yang berjalan saat ini justru memberikan peluang seluas-luasnya untuk penyebaran barang haram itu, maka harus dilawan dengan sistem pula. Sistem yang akan menyelamatkan anak bangsa dari jeratan maksiat yang akan merusak hidupnya.
Bagaimana pemerintah Islam memandang masalah seperti ini?
Islam adalah ideologi yang mengatur segala masalah kehidupan manusia secara lengkap. Apalagi masalah barang haram yang wajib dibasmi dan dilenyapkan dari peredaran. Karena barang haram itu bisa merusak daya pikir generasi bangsa. Generasi yang bisa berfikir cerdas dan membangun negara nantinya, sengaja dirusak musuh agar Islam tak bangkit.
Musuh mencari cara bagaimana caranya agar Islam tidak bangkit lagi mengurus urusan umat. Dengan cara dirusak pemikiran generasi mudanya. Maka dari itu pemerintah Islam akan menjaga generasi penerus bangsa ini dengan berbagai aturan yang menyelamatkan.
Pendidikan yang Islami, tidak terpengaruh dunia luar. Dibentengi dulu keimanan anak-anak. Hingga ketika mereka sudah baligh bisa membedakan yang benar dan salah, yang halal maupun yang haram. Sistem pergaulan anak-anak juga dijaga dengan baik. Jangan sampai anak-anak terpengaruh pergaulan bebas yang bisa merusak akal dan pikirannya.
Pemerintah Islam akan meriayah umat dalam berbagai bidang kehidupan. Melakukan penjagaan agar generasi bangsa tetap dalam kondisi aman di jalan kebenaran. Karena merekalah yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan. Jika calon pemimpinnya rusak bagaimana jadinya kondisi negara yang dipimpinnya?
Ini semua perlu adanya kerjasama dari semua pihak. Tak cukup hanya orangtua, namun juga masyarakat, dan negara yang wajib meriayah tumbuh kembangnya. Hingga tak ada ceritanya dalam pemerintahan Islam, aparat hukum ikut menjadi penyebar barang haram yang akan menumbuhkan maksiat. Karena aparat pun akan dijaga negara agar tidak sampai melakukan penyimpangan.
Apalagi aparat negara berkewajiban membantu negara mengamankan masyarakat. Tidak malah ikut menyebarkan dan menjadikan bahan komoditi menggiurkan. Lantas apa yang jadinya jika ajal datang saat maksiat dijalankan? Na'udzubillah. Tanggungjawab siapa jika terjadi demikian?
Sudah saatnya kembali menjalankan aturan sesuai perintah Allah. Aturan yang pasti menyelamatkan. Aturan yang dijalankan oleh pemimpin Islam yang akan terus meriayah umatnya. Hingga takkan terjadi hal yang tak diinginkan seperti di atas.
Wallahu a'lam bish shawwab.
Surabaya, 19 Maret 2021
COMMENTS