Pesawat Sriwijaya Jatuh
By: Assadiyah (Member Akademi Menulis Kreatif)
Pray for Sriwijaya Air. Pesawat Sriwijaya Air Sj-182 rute Jakarta-Pontianak kemarin (09/01) dikabarkan hilang kontak dan diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Innalillahi wa innailaihi rajiun.
Kabar duka kembali merundung negeri. Ibu kita Pertiwi. Belum usai air mata yang disisakan oleh luka menganga dengan kematian korban Covid-19 yang sudah tidak terhitung angkanya. Kini duka baru mestilah terdengar oleh seantero Bumi Pertiwi.
Mungkinkah duka dan luka ini sekedar berlalu saja? Hanya menyisahkan air mata bukti kesedihan berlarut?
Tidak. Setiap duka, luka dan air mata yang Dia (Allah) timpakan kepada manusa tidak mungkin tanpa hikmah. Menjadi pengingat bagi kita yang mau berpikir.
Pengingat bahwa Allah jika menginginkan sesuatu terjadi pada suatu negeri maka tidak ada yang akan mampu menolaknya. Siapapun dia bahkan raja atau penguasa sekalipun.
Menandakan kita manusia sungguh sangat lemah di hadapan-Nya. Lantas mengapa ada manusia yang berani melawan hukum/aturan yang Allah telah tetapkan kepadanya? Membangkan bahkan berani membuat hukum menyamai kedudukan Allah?
Bukankah termasuk menyamai kedudukan Allah jika mendewakan akal dalam mengambil kebijakan hukum? Menjadikan Demokrasi yang notabene adalah buatan manusia sebagai asas kebijakan dalam sistem pemerintahan.
Tak salah jika kebijakan yang lahir atasnya adalah pincang. Maka saksikanlah. Sudahkah para koruptor menyudahi aksi gelapnya? Benarkah kekerasan pada perempuan dan anak mampu diberantas? Sudah teratasikah angka putus sekolah? Berkurangkah jumlah utang negara pertahunnya? Dan benarkah negeri ini adalah negeri yang aman dan sejahtera sebab sumber daya alamnya yang melimpah ruah?
Sayang berjuta sayang. Ibu Pertiwi diperbudak oleh akal para durjana. Cita dan harapan dari para pendiri negeri terluluh lantakkan oleh sistem jahil juga rusak.
Andai saja Ibu Pertiwi kembali dalam syariat (aturan) Sang Pencipta. Tentu hanya keberkahan yang dirasa oleh penduduk negeri. Islam telah lengkap dengan segenap aturannya. Mengatur bagaimana seharusnya sebuah pemerintahan itu berjalan. Menghapus duka, luka dan air mata.
Allah SWT. berfirman:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: Al-A’raf [7]: 96).
Sungguh, sudah seharusnya kita kembali kepada syariat-Nya.
COMMENTS