DEMOKRASI PASTI MATI

Anies Demokrasi

Gegara Postingan Foto Gubernur DKI Jakarta di sejumlah GWA, dimana Anies sedang membaca Buku yang berjudul "How Democracies Die", karya Steven Levitsky and Daniel Ziblatt, kini publik sosmed hangat membincangkan ihwal kematian Demokrasi. Ada yang menuliskan sinopsis buku, ada yang mengaitkan dengan kondisi politik kekinian, dan yang paling lengkap adalah apa yang ditulis oleh Prof Suteki.

Oleh : Ahmad Khozinudin | Sastrawan Politik

Gegara Postingan Foto Gubernur DKI Jakarta di sejumlah GWA, dimana Anies sedang membaca Buku yang berjudul "How Democracies Die", karya Steven Levitsky and Daniel Ziblatt, kini publik sosmed hangat membincangkan ihwal kematian Demokrasi. Ada yang menuliskan sinopsis buku, ada yang mengaitkan dengan kondisi politik kekinian, dan yang paling lengkap adalah apa yang ditulis oleh Prof Suteki.

Guru Besar Hukum dan Masyarakat Universitas Diponegoro ini secara rinci menuliskan ikhtisar buku, merinci parameter kematian demokrasi, dan mencoba menggunakan 'parameter kematian demokrasi' untuk membedah kondisi bangsa dan perpolitikan teranyar di negeri ini. Hasilnya ? Luar biasa !Tidak menutup kemungkinan akan terjadi perang sipil (civil war), begitu simpulnya.

Sebenarnya, apakah Demokrasi akan mati ? Ataukah, sejatinya demokrasi telah sejak lama mati. Yang dihidupkan hanyalah 'Mitos Kedaulatan Rakyat' agar publik tetap terkesima dan mengerubuti Demokrasi, membanggakan dan mengadopsinya untuk mengatur pemerintahan dengan asas sekulerisme.

Substansi demokratis ada pada 'Kedaulatan Rakyat' bukan pada musyawarahnya. Demokrasi, telah meletakkan kekuasaan untuk memerintah, melarang, dan memberi sanksi bagi yang tidak melaksanakan perintah atau melanggar larangan, berdasarkan kedaulatan rakyat, hukum rakyat. DPR dianggap sumber kedaulatan yang mewakili kedaulatan rakyat.

Pada praktiknya, apakah DPR mewakili rakyat ? Apakah UU yang dikeluarkan keinginan rakyat ? Apakah, produk peraturan perundangan benar-benar mencerminkan kehendak rakyat ?

Atau kalaupun kewenangan legislatif itu diterobos Presiden dengan Perppu, apakah Apakah, Perppu itu benar-benar mencerminkan kehendak rakyat ?

Pada faktanya, sistem demokrasi meletakkan kedaulatan ditangan kapital yang dilaksanakan oleh oligarki. UU yang dibentuk bukan mencerminkan kehendak rakyat, tetapi kehendak kapital, kehendak oligarki politik baik pengusaha, partai politik, para kapitalis asing dan aseng, organ kekuasaan eksekutif dan legislatif, mereka ini yang menentukan corak perundang-undangan bukan rakyat.

Apakah fakta kedaulatan demokrasi ada ditangan kapital, ditangan oligarki, bukan ditangan rakyat, terjadi hanya pada era Jokowi ? Jawabnya, sejak dahulu, baik di negeri ini maupun di Amerika sebagai negara kampiun demokrasi, praktiknya sama. Kedaulatan demokrasi ada ditangan kapital, ditangan oligarki, sementara kedaulatan rakyat hanyalah mitos belaka.

Adapun di era Jokowi, oligarki kian rakus sehingga tak menyisakan sedikit pun bagi kepentingan rakyat. Semua ide kekuasaan dan pembentukan peraturan perundang-undangan hanya untuk mengabdi kepada kaum kapital, bukan kepada rakyat. Jika sebelumnya ada Sharing Kepentingan antara Oligarki dan rakyat, pada era Jokowi ini semua dikooptasi oligarki.

Sebenarnya Demokrasi dalam pengertian yang sesungguhnya yakni kedaulatan rakyat, tak pernah wujud sempurna. Yang berdaulat adalah kapital, kaum oligarki.

Adapun Islam meletakkan kedaulatan ditangan Syara', halal haram, perintah dan larangan, semua wajib bersumber dari dalil yakni Al Qur'an dan as Sunnah serta apa yang ditunjuk oleh keduanya berupa Ijma Sahabat dan Qiyas Syar'i. Dalam Islam, baik kedaulatan rakyat maupun kedaulatan kapital, keduanya haram. Sebab, hanya Allah SWT yang berhak membuat hukum, memerintah dan melarang manusia.

Allah berfirman:

أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam." [al-A’râf/7:54].

Allah SWT juga berfirman:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" [al-Mâ`idah/5:50].

Jadi, Demokrasi secara materiil telah mati, secara formil sebentar lagi akan mati. Sebab, Umat Islam tak menginginkan Demokrasi, umat Islam tak mau diperintah dengan kedaulatan rakyat apalagi kedaulatan kapital. Umat Islam hanya ridlo diperintah dengan hukum Allah SWT.

Umat Islam sedang fokus memperjuangkan syariah Islam, kedaulatan Allah SWT, dengan berjuang mengembalikan Khilafah. Saat Khilafah tegak, secara formil dan materil Demokrasi akan ditinggalkan oleh umat Islam dan mati untuk selama-lamanya. [].

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,185,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,49,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3555,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: DEMOKRASI PASTI MATI
DEMOKRASI PASTI MATI
Anies Demokrasi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWvpbrwQ2xQKOIppQu2VgRdkenqwEHFl4gCy9dZVXacLs8CuBG-A6o5BvwaTlw0nuHZ7fETDZgCFYYVB9XTxj_6DQN3nE7VJm1hrJMKuyjgs1Oxo2QkLxEkG7WvspI_gyNtBO5mYXK_4w/w512-h640/FB_IMG_1606036546399_compress39.webp
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWvpbrwQ2xQKOIppQu2VgRdkenqwEHFl4gCy9dZVXacLs8CuBG-A6o5BvwaTlw0nuHZ7fETDZgCFYYVB9XTxj_6DQN3nE7VJm1hrJMKuyjgs1Oxo2QkLxEkG7WvspI_gyNtBO5mYXK_4w/s72-w512-c-h640/FB_IMG_1606036546399_compress39.webp
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2020/11/demokrasi-pasti-mati.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2020/11/demokrasi-pasti-mati.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy