golput pilkada 2020
Oleh : Ahmad Khozinudin | Sastrawan PolitikSebenarnya, aneh jika masih ada yang ngotot ikut Pilkada mentaati seruan Rezim. Sebab, Pilkada baik secara pragmatis maupun ideologis tak memberikan manfaat apapun.Malahan, memaksa ikut Pilkada ditengah pandemi sama saja 'menyetor nyawa' agar terinfeksi virus Corona. Namun, penting juga untuk kita periksa, siapa sih yang begitu ngotot ikut Pilkada meskipun ditengah wabah virus Corona yang kian mengkhawatirkan ?Mari kita cek. Selain pemerintah, DPR dan partai politik yang ngotot Pilkada, orang yang mau 'dicucuk' hidungnya untuk mendatangi bilik suara, adalah sebagai berikut :Pertama, pemburu rente recehan. Yakni, orang yang mau menjual hak suaranya dengan recehan, seratus atau dua ratus ribu. Mereka ini ikut Pilkada, bukan akan menjadi milyader setelahnya.Kluster pertama ini biasanya berpendidikan rendah, ekonomi sulit, tidak melek politik, dan buta akan tujuan dan hakekat politik. Mereka, hanya menukar nyawa dengan recehan dunia yang tidak mungkin bisa mengenyangkan.Kedua, orang yang terjebak dengan 'Mimpi Perubahan' melalui Pilkada. Dikiranya, setelah Pilkada 'Sim Salabim', virus Corona pergi, rakyat menjadi kaya raya, makmur hidup sejahtera. Orang seperti ini adalah penganut paham 'Utopia Demokrasi'.Boleh jadi, di kluster ini orang yang ekonominya lumayan, mungkin juga golongan terdidik, tapi fikirannya telah dicuci barat. Mereka, membenarkan apapun yang didoktrin barat tentang demokrasi, meskipun bertentangan dengan fakta.Ketiga, kaum patron klen. Yakni, yang saudaranya, anaknya, idolnya ikut nyalon Pilkada. Orang semacam ini akan taklid buta mendukung Cakada, dan berani atas resiko terinfeksi virus Corona hanya untuk mendukung calon idolanya.Kluster ketiga ini hanyalah para penggembira, chearleaders, pemandu sorak yang hanya ikut hiruk pikuk Pilkada.Saya kira, tidak ada lagi kluster pemilih lain yang nekat ikut Pilkada meskipun ditengah pandemi. Mereka ini, akan mengikuti seruan Cakada, parpol, para cukong pendukung dan rezim untuk mendatangi bilik suara. Resiko terinfeksi virus Corona tidak dipedulikan, mata dan hatinya telah dibutakan dari pandangan dan fikiran yang rasional.Semoga, Anda, yang membaca tulisan ini, bukan termasuk dari tiga kluster diatas. Kalau sampai termasuk didalamnya, naudzubillah min dzalik. [].
COMMENTS