Pesawat sipil N250 karya almarhum Presiden ke-3 RI, BJ Habibie akan dimuseumkan. Setelah dua dekade mangkrak, pesawat dengan nama Gatotkaca
Oleh: Rut Sri Wahyuningsih | Institut Literasi dan Peradaban
Pesawat sipil N250 karya almarhum Presiden ke-3 RI, BJ Habibie akan dimuseumkan. Setelah dua dekade mangkrak, pesawat dengan nama Gatotkaca itu akan dipajang di Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) di kawasan Lanud Adisutjipto, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ( detikNews.com, 20/8/2020).
"Setelah lebih dari dua dekade Gatotkoco tidak bergerak, kini dia akan melakukan perjalanan terakhirnya. Kali ini tidak terbang, tapi melalui jalan darat menuju Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) milik TNI AU di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta," ujar Kadispen TNI AU Marsma Fajar Adriyanto.
Pesawat N250 merupakan mahakarya BJ Habibie yang didedikasikan untuk negara. Melalui kejeniusannya, dia berhasil membuktikan bahwa anak bangsa mampu memproduksi pesawat di tengah keterbatasan yang ada.
Bacharudin Jusuf (BJ) Habibie memiliki andil besar terhadap perkembangan industri dirgantara di Indonesia. Berbagai karya besar berhasil diciptakan, salah satunya pesawat N250 yang mampu mengangkat derajat bangsa di mata dunia. Sayang, hal ini terkalahkan oleh ketidakmandirian negara menentukan kedaulatannya. Jika saja negara tidak mengambil sistem kapitalisme dan mengambil Islam tentulah tidak akan terjadi karya anak bangsa dimusiumkan.
Pesawat N250 mulai dirancang bangun pada tahun 1986. Pada tahun 1995 pesawat tersebut berhasil mengudara di langit Indonesia. Rasa bangga begitu dirasakan atas keberhasilan tersebut.Bahkan pesawat itu berhasil dipamerkan di Paris Air Show pada 1997. Semua negara dunia melihat kehebatan serta kecanggihan pesawat N250. Apalagi kala itu, pesawat karya anak bangsa ini menggunakan teknologi paling canggih yakni fly by wire.
"Kita sebagai negara berkembang mampu menunjukkan ke dunia kita advance di bidang teknologi. Pada 1997 N250 terbang ke Paris Air Show dan menunjukkan ke dunia Indonesia telah mampu dan sudah di depan," kata Plt Sekretaris Perusahaan, PT Dirgantara Indonesia (DI) Irlan Budiman.
Industri Pertahanan adalah sangat penting. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Quran surat al-Anfal 8: 60 yang artinya:
"Siapkanlah oleh kalian untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang ( yang dengan persiapan itu) kalian menggetarkan musuh Allah, musuh kalian dan orang-orang selain mereka yang tidak kalian ketahui sedangkan Allah mengetahuinya".
Maka, departemen perindustrian baik yang berhubungan dengan industri berat maupun ringan, harus dibangun oleh negara dan berpijak pada politik perang. Sebab jihad dan dan perang memerlukan pasukan, pasukan agar mampu berperang harus memiliki persenjataan. Agar persenjataan itu terpenuhi bagi pasukan secara memadai hingga pada tingkat yang optimal tentu harus ada industri persenjataan di dalam negeri, khususnya industri perang.
Maka agar negara memiliki kontrol atas semua masalah perang dan militer serta jauh dari pengaruh negara lain dalam masalah tersebut, negara harus mendirikan industri persenjataannya sendiri dan mampu mengembangkan persenjataan sendiri. Dengan begitu negara, negara akan tetap memegang kendali atas dirinya sendiri untuk mengukuhkan kekuatannya.
Negara harus sanggup memiliki dan menguasai persenjataan yang paling canggih dan paling kuat sekalipun, bagaimanapun bentuk dan tingginya kecanggihan dan ketinggian perkembangan persenjataan itu, sehingga dapat menggetarkan musuh baik yang nyata maupun laten.
Maka negara tidak boleh menggantungkan persenjataannya dengan membeli dari negara lain. Sebab hal itu akan menjadikan negara pemasok senjata akan mudah mendikte serta mengendalikan kehendak dan persenjataan negara, termasuk menentukan perang atau tidak.
Faktanya hari ini, Negara pemasok senjata tidak akan menjual persenjataannya yang tercanggih. Dan ketika menjual pun disertai syarat-syarat tertentu, termasuk tatacara penggunaan senjata tersebut. Dan inilah yang terjadi, sebab Indonesia pada hakekatnya sistem persenjataannya ada dibawah kendali negara kafir adidaya hari ini.
BJ Habibie adalah salah satu anak bangsa yang menginginkan kemandirian bagi negaranya. Berdiri sama tinggi duduk sama merunduk. Sayang, penguasa kita dikuasai oleh kekuatan politik yang lebih besar lagi yang mampu menekan agar penguasa mengabaikan potensi rakyatnya dalam hal kemandirian.
Sampai kapanpun selama Indonesia tidak mengambil kebijakan revolusioner terkait ketahanan industrinya maka selama itu pula akan senantiasa berada pada tekanan bangsa lain. Padahal Allah melarang kita membahayakan diri sendiri, terlebih bagi seorang pemimpin akan mendapat azab yang pedih jika lalai dalam mengurusi umat dan malah mengantarkan pada situasi terjajah pemikiran dan teknologi. Wallahu a' lam bish showab
COMMENTS