Menindaklanjuti kontroversi film 'Jejak Khilafah di Nusantara', ada sebagian Netizen yang usul agar pihak yang berkeberatan tak perlu baper, cukup membuat video tandingan. Judul video tandingannya pun sudah banyak beredar. Misalnya, jejak VOC di Nusantara, jejak Belanda di Nusantara, jejak Inggris di Nusantara, jejak Jepang di Nusantara, jejak Portugis di Nusantara, dst. Bahkan, yang kekinian ada yang mengusulkan membuat film dengan judul jejak China di Nusantara.
Oleh : Ahmad Khozinudin | Sastrawan Politik
Menindaklanjuti kontroversi film 'Jejak Khilafah di Nusantara', ada sebagian Netizen yang usul agar pihak yang berkeberatan tak perlu baper, cukup membuat video tandingan. Judul video tandingannya pun sudah banyak beredar.
Misalnya, jejak VOC di Nusantara, jejak Belanda di Nusantara, jejak Inggris di Nusantara, jejak Jepang di Nusantara, jejak Portugis di Nusantara, dst. Bahkan, yang kekinian ada yang mengusulkan membuat film dengan judul jejak China di Nusantara.
Secara umum, jika disimpulkan arahan film itu mengacu pada jejak penjajahan di Nusantara. Sebab, hadirnya VOC, Belanda, Inggris, Portugis, Jepang hingga China, semuanya dalam rangka melakukan kolonialisme alias penjajahan. Jadi film tandingan yang relevan adalah dengan judul "JEJAK PENJAJAH DI NUSANTARA".
Pertanyaan selanjutnya, apakah ada penjajahan di Nusantara ? Apakah Inggris, Belanda, Portugis hingga China itu penjajah ? Jangan-jangan otak bangsa ini telah dicuci, sehingga Belanda bukanlah penjajah tapi Bapak Hukum bagi Nusantara. Inggris bukanlah penjajah, tapi Negara pembawa bahasa pemersatu dunia. Termasuk China, bukanlah penjajah tapi mitra strategis dalam perdagangan dan industri.
Jadi, saya perlu tegaskan penjajah dan penjajahan itu ada dan nyata, dan belum pergi dari Nusantara. Belanda itu penjajah, Inggris itu penjajah, Portugis itu penjajah, Jepang itu penjajah dan China itu penjajah.
Adakah perlu dibuat film dengan judul jejak penjajah di Nusantara ? Jawabnya, tidak perlu. Karena penjajahan itu nyata kita rasakan, tidak perlu di filmkan.
Jejak penjajahan Belanda yang masih membelenggu bangsa ini ya diterapkannya KUHP dan hukum perdata Belanda. Inggris masih eksis menjajah yang saat ini peranannya juga diambil Amerika, adalah mengakarnya sekulerime demokrasi yang membelenggu Negeri ini. Sementara China ? Meskipun pemain baru, China mendapatkan banyak 'konsesi lahan jajahan' di negeri ini, menggeser dominasi Amerika. Karenanya, Amerika merasa terancam oleh eksistensi China. Sesama penjajah akan terus bertengkar memperebutkan lahan jajahan.
Jadi, buat apa membuat film jejak penjajah di Nusantara ? Bukan hanya jejak, bahkan kekuasaan penjajah masih terus mencengkeram negeri ini.
Yang perlu dibuat dan dibahas itu ya jejak Khilafah di Nusantara. Ini menjadi pengingat sekaligus penguat, bahwa Nusantara itu erat kaitannya dengan Islam dan Khilafah. Nusantara dahulu ridlo memeluk aga Islam serta tunduk menjalankan syari'at Islam.
Nusantara tetap dalam ketentraman dan keadilannya, dibawah kekuasaan kesultanan Islam yang bertahkim pada kekuasaan Kekhilafahan Islam di Turki. Hal itu terus-menerus terjadi hingga akhirnya datanglah penjajah yang membawa pasukan, merampas harta kekayaan Nusantara, dan meninggalkan kangker Sekulerisme Demokrasi. Sejak saat itu, Nusantara terpuruk.
Jadi, jika ingin Nusantara kembali bangkit maka negeri ini harus mengaitkan dan mengembalikan kejayaan Islam dengan menegakkan Daulah Khilafah. [].
COMMENTS