Nak, aku membaca beritamu di penghujung malam. Kantukku mendadak hilang. Beritamu sungguh menyesakan dada. Jantungku seperti diremas. Tingkahmu membuat ibunda berselimut duka. Inginku marah dan kecewa, tapi sedih lebih kentara kurasa.
Nak, aku membaca beritamu di penghujung malam. Kantukku mendadak hilang. Beritamu sungguh menyesakan dada. Jantungku seperti diremas. Tingkahmu membuat ibunda berselimut duka. Inginku marah dan kecewa, tapi sedih lebih kentara kurasa.
Nak, masamu terbingkai dalam jendela SMP. Masa penuh tawa, juga semestinya masa penuh perjuangan. Namun kini kulihat, dirimu terseret dalam pusaran seks bebas. Hawa nafsu menjerumuskanmu pada kubangan dosa. Inikah didikan kotak kaca bernama televisi itu?
Nak, semestinya engkau berada di rumah. Bukan di luaran sana berpesta dengan maksiat. Semestinya kau persiapkan dirimu menyambut tahun ajaran baru. Bukan malah bermain-main dengan zina. Apakah rumah sudah tidak lagi menjadi tempat yang aman dan nyaman buatmu?
Nak, kembalilah pulang. Mari peluk ibunda. 'Kan ibunda sembuhkan virus liberalisme yang menginfeksi akalmu. 'Kan ibunda sembuhkan racun sekularisme yang merusak syaraf-syarafmu. 'Kan ibunda sembuhkan engkau dengan Islam kafah hingga akalmu terjaga dan syaraf-syarafmu tak lagi rusak.
Nak, mari gandeng tangan ibunda. Genggam tangan ibunda dengan erat. Ibunda takut derasnya arus liberalisme dapat menghanyutkanmu. Maka, genggam tangan ibunda, bersama kita meniti jalan dakwah. Agar arus liberalisme tak merenggut fitrahmu. Hingga langkahmu mengantarkan ibunda ke jannah-Nya.
++++
Saat penguasa bermain dengan diksi dan pencitraan saat wabah.
Saat pendidikan tidak jelas arah dan tujuannya bahkan tersesat dalam kurikulum sekular.
Remaja kita tengah dihancurkan oleh gempuran pemikiran dan gaya hidup ala kaum liberal.
Nau'dzubillah.
Saatnya luruskan arah pendidikan kita dengan sistem pendidikan Islam.
Saatnya anak-anak kita kembali pada pelukan Islam, agar akalnya terjaga dan dirinya kembali pada fitrah.
Saatnya mengembalikan Islam secara kafah dalam naungan khilafah.
Kalau bukan khilafah, lalu apa lagi?
@JannatuNaflah23
COMMENTS