Hanya satu jalan, kepada Allah. Caranya, kembali kepada sistem kehidupan yang dibuat Allah, dan pernah diinstall di muka bumi oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap bahwa saat ini situasi pandemi virus corona semakin memburuk di seluruh dunia.
Setiap hari WHO telah mencatat laporan data terbaru covid-19, termasuk angka tertinggi yang saat ini melanda Amerika Serikat.
Menurut data terbaru, virus ini telah menewaskan lebih dari 403.000 orang dari setidaknya tujuh juta yang terinfeksi sejak wabah itu mulai menyebar di Wuhan, China pada Desember lalu.
Awalnya pusat penyebaran virus ini berada di Asia Timur dan Eropa. Namun, kini berpindah ke Negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual di Jenewa mengatakan, lebih dari 100 ribu kasus baru telah dilaporkan sepanjang sembilan dari 10 hari terakhir.
"Kemarin, lebih dari 136.000 kasus dilaporkan, paling banyak dalam satu hari sejauh ini," ungkapnya dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (9/6/2020).
Pengasuh Ma'had Wakaf Syaraful Haramain, KH. Hafidz Abdurrahman menanggapi persoalan tersebut, ia menanyakan kemanakah umat manusia berharap dengan adanya pandemi ini?
"Bahkan WHO pun tak sanggup mengatasi Pandemi. Ke mana umat manusia berharap?" Tanya-nya dalam Twitter pribadinya, Selasa, (9/6).
Dia kemudian melanjutkan bahwa hanya dengan satu jalan, yaitu kembalikan kepada Allah, kembali kepada sistem kehidupan yang dibuat Allah, dimana sistem kehidupan ini pernah diinstal di muka bumi oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
"Hanya satu jalan, kepada Allah. Caranya, kembali kepada sistem kehidupan yang dibuat Allah, dan pernah diinstall di muka bumi oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya," tambahnya.
Dia juga yakin bahwa hanya dengan kembali kepada sistem kehidupan yang dibuat Allahlah satu-satunya solusi tuntas untuk mengatasi pandemi covid-19.
"Inilah satu-satunya solusi tuntas," pungkasnya.
Seentara itu dilansir dari CNN Indonesia, (9/6), Ghebreyesus mengatakan bahwa hampir 75 persen kasus datang dari 10 negara, kebanyakan di Amerika dan Asia Selatan. Dia menambahkan bahwa di negara-negara di mana situasinya membaik, ancaman terbesar adalah rasa puas diri. Pasalnya, kebanyakan orang secara global masih rentan terhadap infeksi.
"Lebih dari enam bulan dalam pandemi ini, sekarang bukan saatnya bagi negara mana pun untuk melepas pijakannya," ujarnya. [] Gesang/ Nilufar Babayiğit
COMMENTS