Propaganda Eks HTI
Oleh : Ahmad Khozinudin | Aktivis, Anggota Hizbut Tahrir
Di media sosial, beredar poster agenda diskusi mengambil tema "Menangkal Propaganda Eks HTI Dalam Negara Pancasila". Acara akan dilaksanakan pada ahad (21/6) dan dilakukan dengan model Webinar, secara online via Zoom.
Konon, yang menjadi pembicara bergelar doktor. Bahkan, ada yang menyebut perwakilan Ormas Islam.
Namun, meskipun mendiskusikan tentang HTI, tapi panitia tidak mengundang aktivis HTI. Sebenarnya, jika saya diundang sebagai perwakilan HTI untuk turut dalam diskusi, sebagai penyeimbang agar publik juga paham pandangan dan pikiran-pikiran HTI, maka acara ini layak disebut diskusi.
Namun, karena tidak ada satupun perwakilan HTI, maka acara ini tak layak disebut diskusi. Lebih tepat, forum yang membicarakan suatu Ormas atau orang, tanpa menghadirkan perwakilan atau orang yang diperbincangkan, lebih tepat disebut forum ghibah, rasan-rasan, atau acara gosip. Bukan diskusi.
Hanya saja, panitia memang tidak sedang membicarakan HTI, tetapi membicarakan eks HTI. Sehingga, Panitia kesulitan mencari nara sumber eks HTI.
Penulis sendiri, jika diundang dengan predikat eks HTI jelas menolak. Penulis adalah anggota HTI, bukan eks HTI. Dan penulis pastikan, pasca pencabutan BHP HTI, semua kader HTI makin kokoh, tidak ada yang keluar kemudian menjadi eks HTI.
Eks HTI adalah orang yang dikeluarkan dari HTI karena melakukan pelanggaran Syara' dan tak bisa diperbaiki lagi. Orang yang seperti ini, jika tidak diamputasi (dikeluarkan) akan merusak dan membebani jamaah dakwah HTI.
Eks HTI juga orang yang kurang atau tidak sabar, kurang atau tidak ikhlas, menapaki ujian dakwah bersama HTI, karenanya dia keluar dari HTI. Ringkasnya, eks HTI adalah orang yang dikeluarkan (dipecat) atau keluar (mundur) dari HTI.
Kalau panitia mencari eks HTI yang seperti ini, paling cuma ketemu model si Ayik Heriansyah, Ruslan Sobara, atau si Ainur Rofiq. Namun, jika tiga orang eks HTI ini dihadirkan sebagai pembicara, rasanya diskusi menjadi tidak berkelas, hambar.
Yang aneh, adalah kenapa tema diskusi justru menangkal eks HTI ? Padahal, saat ini kaum muslimin sedang waspada pada bahaya eks PKI yang bermanuver mau mengganti Pancasila menjadi Trisila bahkan menjadi Ekasila melalui RUU HIP. Apa penyelenggara diskusi ini terpapar PKI ? Sehingga tidak membahas bahaya komunisme bagi umat Islam ? Atau setidaknya bagi Pancasila ?
Aneh, ditengah umat bersatu melawan komunisme, menolak RUU HIP, bukan hanya HTI yang menolak RUU HIP, bahkan MUI, Muhammadiyah, PBNU, dan seluruh komponen umat Islam lainnya, diskusi justru membahas HTI, ujungnya bisa diduga memfitnah Khilafah.
Karenanya, kita patut menduga diskusi yang semacam ini ditunggangi atau setidaknya terpapar virus Komunisme PKI. Sebab, diskusi semacam ini akan memalingkan Umat dari bahaya komunisme dan mengadu domba umat dengan Ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). [].
COMMENTS