DAHULU PAKSAKAN ASAS TUNGGAL, SEKARANG PAKSAKAN TAFSIR TUNGGAL PANCASILA

Ahmad Khozinudin SH

DAHULU PAKSAKAN ASAS TUNGGAL, SEKARANG PAKSAKAN TAFSIR TUNGGAL PANCASILA

Oleh : Ahmad Khozinudin | Aktivis, Anggota Hizbut Tahrir

Soekarno, dikenal dengan ide Nasakomnya. Ide ini, ingin mencampuradukkan antara yang Haq dan yang Bathil. Ingin mengkompromikan Islam, dengan ajaran Nasionalis dan Komunis.

Soekarno berlalu, datanglah era Rezim Soeharto. Sejalan dengan Soekarno, Soeharto juga memaksa umat Islam bukan hanya berkompromi dengan Al Bathil, tetapi memaksa Umat Islam melepaskan akidah Islam, dengan menerima asas tunggal Pancasila.

Saat Orde Baru, Rezim Soeharto mengontrol semua lini kehidupan dengan memaksa semua partai, organisasi, dan gerakan Islam mengadopsi asas tunggal, Pancasila. Melalui program GBHN, Soeharto sukses menerjemahkan Pancasila sesuai kehendak Penguasa.

Kini datang Rezim Jokowi, ingin mencontek dua rezim pendahulunya. Secara subtansial, rezim Jokowi ingin mengkompromikan Islam dengan kaum Nasionalis dan Komunis seperti yang dilakukan Soekarno. Geliat Kebangkitan Komunisme PKI di Era Jokowi, adalah bukti kongkritnya.

Hanya saja, rezim Jokowi tak berani mengintroduksi ulang, melakukan re-formalisasi ide Nasakom. Meskipun secara formil Nasakom hilang, secara materil ide itu sedang dipraktikkan.

Secara formal, rezim Jokowi juga berusaha mempraktikkan tafsir tunggal Pancasila, yang dahulu dipraktikkan melalui GBHN. Era Jokowi nampak malu-malu mencontek Soeharto menggunakan Pancasila sebagai alat gebuk gerakan Islam. Karena selama ini, rezim Jokowi mengklaim anti Orde Baru.

RUU HIP, adalah tafsir tunggal Pancasila yang diadopsi penguasa. Melalui RUU HIP ini, tak boleh ada tafsir pancasila yang dijalankan penyelenggara negara dan individu rakyat, kecuali wajib merujuk pada RUU HIP.

Corak tafsir dalam RUU HIP adalah komunistik dan liberalistik. Unsur agama (baca : Islam), benar-benar dipinggirkan. Ruh liberalisme dan Komunisme, terutama melalui pemerasan Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila, juga tafsir "Ketuhanan yang Berkebudayaan", benar-benar nyata dan terasa.

Ibarat maling yang ketangkap basah, kini semua buang badan, DPR dan pemerintah mengklaim tidak tahu menahu, bukan pengusul RUU HIP. Terus, apa RUU HIP itu usulan dari HTI dan FPI ?

PDIP yang dalam banyak kesempatan berkoar tentang Trisila dan Ekasila, ide pemerasan Pancasila agar kembali pada Konsepsi Soekarno, tiba-tiba juga buang badan. Mengklaim bukan pengusul RUU HIP, mengklaim tidak tahu menahu soal perasaan Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.

Sudahlah, umat Islam sudah paham watak PDIP. Tak perlu mengeluarkan banyak statement, karena yang dikuatkan itu adalah apa yang dilakukan bukan apa yang dikatakan. [].

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,186,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,51,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3556,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: DAHULU PAKSAKAN ASAS TUNGGAL, SEKARANG PAKSAKAN TAFSIR TUNGGAL PANCASILA
DAHULU PAKSAKAN ASAS TUNGGAL, SEKARANG PAKSAKAN TAFSIR TUNGGAL PANCASILA
Ahmad Khozinudin SH
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg52b7ORHU25l5M_3PfD7Tb9i9KcTBg1ifN91utm4_rf489u0kR1lhauSdJwIfcLb740baBEHob6GoiZw1ZLJnULzIoOdKOrktwQrxs3bYTZao-ID_ddc5OdHtajaF5b3cM0-eCfDeWtP0/s640/FB_IMG_1592355882535.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg52b7ORHU25l5M_3PfD7Tb9i9KcTBg1ifN91utm4_rf489u0kR1lhauSdJwIfcLb740baBEHob6GoiZw1ZLJnULzIoOdKOrktwQrxs3bYTZao-ID_ddc5OdHtajaF5b3cM0-eCfDeWtP0/s72-c/FB_IMG_1592355882535.jpg
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2020/06/dahulu-paksakan-asas-tunggal-sekarang.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2020/06/dahulu-paksakan-asas-tunggal-sekarang.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy