Oleh : Kiyai Ahmad Zaenudin | Pimpinan Ponpes alHusna - Cikampek Pejuang sejati yang gagah bagai singa itu, kini diringkus kembali ol...
Oleh : Kiyai Ahmad Zaenudin | Pimpinan Ponpes alHusna - Cikampek
Pejuang sejati yang gagah bagai singa itu,
kini diringkus kembali oleh aparat, dari rezim yang sangat kejam dan dzolim.
Singa yang tidak berubah menjadi kucing atau tikus Asia itu tetap mengaung dengan suaranya yang khas, ilmunya yang tinggi serta cintanya kepada umat yang tidak diragukan lagi.
Beliaulah ulama muda, lautan ilmu, dzuriah Rasulullah keluar dari penjara hanya beberapa jam saja kemudian dipenjara lagi bukan karena beliau melakukan kejahatan tetapi karena keistiqomahan menyerukan Amar ma'ruf nahi mungkar, terutama kepada rezim dzolim.
Dari tempat terpencil di mana saya tinggal, dari lubuk hati yang paling dalam, saya menghaturkan salam hormat dan dukungan untuk engkau, wahai ulama sejati.
Semoga Allah ta'ala mengangkat derajat engkau dan keluarga jauh lebih tinggi lagi.
Saya yakin salah satu yang membuat engkau Istiqomah adalah karena di dalam penjara engkau merasakan kemerdekaan batin yang tidak dirasakan oleh mereka yang ada di luar penjara yang batinnya dikerangkeng oleh cinta dunia dan takut mati.
Saya pun yakin, tidak mustahil di dalam penjara engkau senantiasa dikunjungi oleh kakekmu, manusia agung, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam, lewat mimpi.
Dan mimpi bertemu Rasulullah, merupakan tanda Kehormatan dan cita-cita dari para Aulia Allah.
Mata kepala dan mata hati saya menyaksikan,
betapa selama engkau dalam penjara beberapa tahun lamanya, engkau telah menjadi guru besar bagi para narapidana dengan latar belakang kasus kejahatan,
yang kemudian bertaubat dan menjadi orang-orang yang siap mewakafkan diri mereka untuk mati demi Islam, di saat mereka sudah keluar dari penjara nanti.
Ini semua berkat didikanmu, wahai cucu Rasulullah.
Wahai rezim,
belum cukupkah kalian menyakiti umat Islam dengan menyakiti para ulama dan dzuriah Rasulullah hingga tak terhitung jumlahnya?
Kenapa kalian kejam hanya terhadap para ulama dan Habaib yang lurus tapi tidak kepada para koruptor dan para pengkhianat bangsa?
Wahai rezim !
Tidakkah kalian sadar bahwa semua akan ada balasannya atau memang kalian tidak percaya akhirat, seperti makhluk komunis?
Tidakkah kalian menyadari bahwa perlakuan kalian kepada para ulama dan Habaib yang lurus justru akan memacu keimanan umat Islam untuk siap mati dijalan Allah lebih cepat?
Wahai bapak wakil !
Tunjukkan Jati dirimu sebagai orang berilmu untuk membela dzuriah Rasulullah melalui jabatanmu yang strategis itu.
Wahai Tuan Habib yang terhormat, yang menjadi anggota dewan pertimbangan bapak boss!
engkau sebagai Habib mestinya tidak akan tega melihat sesama Habib diperlakukan dengan kejam oleh anak buah bossmu bahkan mungkin oleh boosmu sendiri.
Aku yakin,
engkau punya malu sebagai sesama Habib,
engkau bergelimang kenikmatan bersama boss,
sementara ada Habib pejuang yang meringkuk di dalam penjara di ruang yang sempit dan gelap.
Wahai para habaib dan para ulama! Belum cukupkah fakta ini menunjukkan tentang jati diri rezim ini yang sebenarnya,
yang sedang mempraktekkan cara-cara mirip komunis?
Belum cukup buktikah, sehingga kalian tidak terpanggil untuk segera merapatkan barisan menyatukan langkah melakukan pembelaan kepada dzurian Rasulullah, kepada umat Islam sekaligus melawan rezim yang sudah melampaui batas ini?
Masihkah kalian hanya tetap menyibukan diri dalam perkara-perkara furu'iyah, membanggakan golongan, mengaku cinta Rasulullah namun membiarkan dzuriahnya dinistakan?
Tidakkah kalian malu di hadapan Rasulullah?
Wahai para pejuang Islam!
Sungguh, saat ini, kalian sedang menghadapi situasi yang jika kalian diam seperti syetan bisu, kalian ditindas dan jika kalian melawan akan dilibas.
Kecuali gerombolan penjilat kaum munafiqun yang tidak akan ditindas dan dilibas, mereka yang menjual harga diri dan agama, bersenang-senang dengan orang kafir diatas derita saudaranya seagama.
Tegakkan syariah dan Khilafah itu solusi!
Terbukti !
Tanpa Khilafah, Islam tidak bisa menjadi rahmatan lil alamin bahkan rahmatan Lil Ulama wal Habaib tidak bisa.
Mutlak harus ada Khilafah!)
الله اكبر ولله الحمد.
AZ, Cikampek, 27 Romadlon 1441 H.
COMMENTS