Oleh : Nasrudin Joha Saya sampai hampir kehilangan kesabaran, melihat ulah rezim yang tak becus mengelola pemerintahan. Saya tidak...
Oleh : Nasrudin Joha
Saya sampai hampir kehilangan kesabaran, melihat ulah rezim yang tak becus mengelola pemerintahan. Saya tidak termasuk yang pro kebijakan Lockdown, juga tidak kontra Lockdown.
Kebijakan Lockdown itu hanya pilihan. Beberapa negara ada yang mengadopsi kebijakan Lockdown, ada juga yang tidak. Namun, semua negara pemimpinnya (baik pusat maupun daerah) kompak berperang satu komando melawan corona.
Saya hanya ingin, pemerintah (baik pusat maupun daerah) di negeri ini bersatu, berada didepan memimpin "perang besar" melawan Corona. Jika pemerintah pusat tidak mau ambil inisiatif memimpin, memberi mandat kepada daerah untuk menentukan kebijakan penanganan Corona, maka harus konsisten. Biarkan pemerintah daerah, mengambil upaya maksimal untuk melindungi rakyat di daerah.
Meskipun cara ini kurang baik, sebab pusat semestinya memimpin perang ini. Bukan cuci tangan, buang badan ke daerah, lalu sambil mengamati keberhasilan sambil terus mencari moment memulas Citra. Tidak seperti itu.
Saya benar-benar muak, ketika Jokowi memberi mandat kepada daerah untuk mengeluarkan kebijakan melawan Corona tetapi tiba-tiba melarang daerah mengambil kebijakan Lockdown. Ini maunya apa ? Kalau daerah tidak boleh mengambil kebijakan, pusat pimpin dong !
Kalau kebijakan daerah melawan Corona tak meliputi Lockdown, instruksikan sejak awal.
Sejak awal, kebijakan Jokowi ini tak jelas. Jokowi tak memiliki direksi yang jelas, apalagi instruksi yang rinci untuk menghadapi Virus Corona. Jokowi hanya sibuk bicara yang tidak subtansial, tanpa solusi kongkrit.
Pemda jadi bingung, mau Inisiatif full power perang melawan Corona khawatir disalahkan pusat. Mau pasif menunggu instruksi pusat, tak jelas apa direksi dari pusat.
Sementara rakyat diliputi ketakutan, cemas dan ironi. Rakyat tidak saja berperang melawan Corona, tetapi rakyat juga "berperang" melawan kezaliman penguasa.
Saat rakyat berinisiatif, menginformasikan adanya sejumlah TKA China yang masuk lewat Kendari, langsung ditangkap. Dituduh sebar hoax.
Padahal, kemudian diakui oleh imigrasi bahwa TKA China yang masuk merupakan pendatang baru. Saat semua terungkap, rakyat justru menjadi semakin muak karena negara bukan berdiri melindungi rakyatnya, justru negara membuka pintu perbatasan agar Corona datang menyerang rakyat.
Bukankah semua paham, virus Corona ini berasal dari China ? Kenapa negara tidak menutup semua pintu perbatasan dari dan ke China ?
Apakah negara lebih sayang duit (investasi) ketimbang nyawa rakyat ? Jika negara ini begitu berpihak kepada China, lantas untuk apa negara ini ada ?
Jika negara pro China, semestinya Negara ambil pajak sari WNA China saja. Faktanya, negara mengambil pajak dari rakyat, namun kebijakan negara justru pro kepada China. [].
Kontributor : MuslimahAspirasiUmat
Kontributor : MuslimahAspirasiUmat
COMMENTS