Oleh : Pierre Suteki Saya dosen Pancasila dan Filsafat Pancasila selama 24 tahun sekarang tidak boleh mengajar MK Etika dan Pancas...
Oleh : Pierre Suteki
Saya dosen Pancasila dan Filsafat Pancasila selama 24 tahun sekarang tidak boleh mengajar MK Etika dan Pancasila hanya lantaran berbeda pendapat dengan "pemerintah, rezim" sekarang.
Mereka yang baru saja mengenal Pancasila, bahkan hapal saja tidak lalu serta merta disahkan menjadi DUTA MPR RI untuk sosialisasi 4 Pilar.
Inikah kemanusiaan yang adil dan beradab itu?
Para pemirsah, mungkin masih ingat Pedangdut Zaskia Gotik ditunjuk Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) sebagai Duta Pancasila pada acara pembekalan Pancasila untuk pekerja seni. Dari yang bisa dibaca pada laman Kompas.com, pertimbangan penunjukkan Zaskia karena:
"pekerja seni itu sekali ngomong punya dampak besar. Kalau politisi belum tentu. Jadi mereka ini sangat strategis kami dorong untuk menjadi duta-duta," kata Abdul Kadir Karding, sang ketua Fraksi waktu itu.
Lebih lanjut, dikatakan cara penyelesaian "kesalahan penyebutan simbol "bebek nungging" tidak harus dengan hukum, tapi bagi PKB kalau ada permasalahan seperti ini kita ingin menyelesaikan adalah dengan persuasi. Jadi, atas kasus Saskia Ghotik tersebut mungkin bisa disimpulkan:
"politisi yang bicara hingga berbuih-buih tentang Pancasila sudah tidak didengarkan alias dianggap sepi lalu kemudian dimaknai publik sebagai daur ulang kepalsuan maka mari gunakan pesona artis dalam mengorganisir kesadaran masyarakat menjadi Pancasilais".
Pertanyaan saya, apakah fenomena Saskia itu juga akan sama terjadi pada sang calon puteri Indonesia Kalista Iskandar? MPR tidak lagi dipercaya rakyat ketika bicara tentang Pancasila karena ditengarai praktek penyelenggaraan negara sudah jauh menyimpang dari nilai-nilai luhur Pancasila. Atas dasar itu, untuk memuluskan hajat besarnya tentang EMPAT PILAR lalu meminta para "selebritis" untuk membumikannya. Anda mungkin bisa memprediksi, akankah berhasil? Akan seperti apa model penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan kehidupan mondial? Akan berhasil ataukah ambyar?
Yang serius mempelajari dan mengajarkan nilai-nilai Pancasila saja di"anggurkan" bahkan dimusuhi, tapi mengapa yang "mlengse" malah dipercaya menjadi duta? Piye nalare?
Tabik..!!!
COMMENTS