Oleh : Abu Ghazi Pasca pernyataan musuh terbesar Pancasila adalah agama dari Prof. Yudian Wahyudi ketua BPIP belum sepenuhnya reda da...
Oleh : Abu Ghazi
Pasca pernyataan musuh terbesar Pancasila adalah agama dari Prof. Yudian Wahyudi ketua BPIP belum sepenuhnya reda dari perdebatan. Muncul pernyataan kontroversi kembali dari orang yang sama.
“Prof. Yudian Wahyudi mengimbau kepada orang Islam, mulai bergeser dari kitab suci ke konstitusi kalau dalam berbangsa dan bernegara. Sama, semua agama. Jadi kalau bahasa hari ini, konstitusi di atas kitab suci. Itu fakta sosial politik,” kata Yudian saat ditemui Tempo di Kantor BPIP, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020.
Dari pernyataan diatas jelas bukan untuk klarifikasi sebagai penyelesaian polemik yang dimulainya sendiri. Namun, justru pernyataan yang dibuatnya kembali membuat tensi rakyat dan umat islam semakin tinggi.
Padahal tentunya harus disadari dalam mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat, manusia sebagai mahkluk hidup yang merupakan prodak penciptaan, pasti membutuhkan aturan atau petunjuk.
Layaknya sebuah alat elektronik yang wajib mempunyai buku petunjuk sebagai pedoman pemakaian dan penggunaan sehari-hari.
Oleh karenanya Al-Quran yang merupakan kitab suci umat islam, kitab petunjuk untuk manusia dari Ilahi sudah mengatur hubungan manusia dengan Sang Khaliq dalam hal ibadah, mengatur hubungan dengan individu baik melalui makanan,minuman, pakaian dan akhlak, begitu juga dalam hal muamalah, hubungan antar sesama Al Quran juga sudah menjelaskan perkara ekonomi, pendidikan, hukum, sosial/budaya, hingga pemerintahan.
Allah Swt berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian diin kalian, telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai diin kalian.” (QS. Al-Maaidah: 3)
Dari ayat ini jelas mempertegas bahwa kitab suci Al-Quran adalah petunjuk yang paripurna, setiap masalah kehidupan yang turunkan Allah Swt melalui malaikat Jibril kepada Rasullullah Saw dengan sangat lengkap dan sempurna.
Lalu tiba-tiba muncul pernyataan Kepala Badan Pengawas Ideologi Pancasila (BPIP) dalam bernegara konstitusi harus menggeser kitab suci? Apakah sangat layak apabila aturan buatan manusia yang lemah disandingkan dengan aturan Allah Swt yang pasti adil dan maha sempurna?
Sudah 74 tahun Indonesia "Merdeka" Apakah ada produk hasil dari pancasila yang diterapkan melalui konstitusi negara yang mensejahterakan rakyat? Apakah ada juga hasil pancasila dalam bentuk produk konstitusi yang bisa mengentaskan kemiskinan? Atau adakah solusi dari pancasila yang diejawantahkan dalam bentuk konstitusi untuk melunasi hutang negara yang kian menggunung hingga kini?
Siapa pemimpin di negeri ini yang bisa melaksanakan amanah konstitusi Pasal 33 ayat 1 dan 2 dalam UUD 1945 yang disebut pancasilais itu? Yang ada selama ini Pasal itu hanya untuk lipstik dan pencitraan semata.
1400 tahun dari zaman Rasulullah Saw dilanjutkan oleh Khilafah dengan menerapkan Kitab Suci Al-Quran dalam seluruh aspek kehidupan, telah membawa umat manusia keperadaban paling tangguh dan mulia di dunia, setalah melalui masa-masa jahiliyah.
Dengan menggunakan kitab suci Al-Quran, kekhalifahan pada masa Bani Umayyah, tepatnya pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz, tercapai suatu kondisi kemakmuran dan kesejahteraan di seluruh wilayah Islam. Fakta ini diungkap diantaranya berdasarkan kesaksian dari Yahya bin Said, ia berkata, “pada suatu hari, Umar bin Abdul Aziz menyuruhku mengambil zakat bangsa afrika dan memberikannya kepada orang miskin. Namun aku tidak menemukan satupun orang miskin, dan tidak ada seorangpun yang mau mengambil zakat dari kami. Sungguh, Umar bin Abdul Aziz telah membuat rakyatnya menjadi kaya. (Karnaen A. Perwataatmadja & Anis Byarwati)
Dilihat dari fakta penerapan dalam mengatur kehidupan, sungguh sangat jauh antara penerapan Pancasila dalam Konstitusi yang bersumber pada produk akal manusia yang lemah dengan Al-Quran yang bersumber dari wahyu Ilahi dalam kehidupan bukan?
Lalu masih yakin menyingkirkan aturan Ilahi demi meninggikan Konstitusi buatan manusia dalam bernegara?
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?(Qs. Al-Ma'idah : 50)
COMMENTS