Adalah Profesor Suteki, Guru besar Pancasila, dilaman facebooknya menantang Nasrudin Joha untuk membuat artikel terkait Ucapan megawati te...
Adalah Profesor Suteki, Guru besar Pancasila, dilaman facebooknya menantang Nasrudin Joha untuk membuat artikel terkait Ucapan megawati tentang pancasila.
Nasjo (Nasarudin Joha) layak dijuluki "Penulis Hyper Aktif", belum lama berselang postingan prof. Suteki diterbitkan, muncul dikomentar tulisan Nasjo mengkritisi pidato megawati tersebut.
Berikut redaksi kutip, tantangan Prof. Suteki sekaligus jawaban dari Nasrudin Joha
Visi Megawati dan "Ngimpi" Nasjo
(A brief review)
Pierre Suteki
Halo Nasjo, niih ada makanan empuk yang siap santap dengan analisismu yang selama ini mengkritisi Pancasila.
Hayo, berikan argumentasimu, apakah betul Pancasila bisa Jadi Solusi Kemanusiaan di Dunia? Atau berikan bukti bahwa komunisme dan liberalisme tidak mampu lagi menyelesaikan masalah kemanusiaan di Dunia?
Masalah kemanusiaan di Palestine, Uyghur, Syiria atau yang terjadi di Papua, sanggupkan dan bisakah komunisme, liberalisme atau pun Pancasila menjadi SOLUSI? Bisa ataukah tidak? Apa dan bagaimana argumentasi Anda, Nasjo?
Saya meragukan Anda bisa membuktikannya, Nasjo! Berikan saya data, jangan bicara tanpa data akurat!
Nasjo, apakah engkau punya mimpi? Mimpi apakah itu?
Berikut artikel Nasjo menjawab tantangan Profesor Suteki
ALAMAK, MEGA JUALAN PANCASILA UNTUK DUNIA ? LAH WONG URUSAN NATUNA SAJA PANCASILA TAK BERDAYA ?
Oleh : Nasrudin Joha
Megawati mengklaim Pancasila Bisa Jadi Solusi Masalah Kemanusiaan di Dunia. Hal itu disampaikan Mega, saat menerima gelar Doktor Honoris Causa di Jepang.
Megawati mendapatkan gelar doktor honoris causa (DR HC) di bidang kemanusiaan dari Universitas Soka, Tokyo, Jepang, Rabu (8/1). Dalam orasinya, Megawati menyebut Pancasila bisa menjadi solusi mengatasi fenomena post truth.
"Pancasila bisa jadi solusi atas fenomena baru yang membahayakan kemanusiaan di abad ke-21 ini, yaitu yang dikenal dengan istilah post truth," begitu kata Megawati.
Pidato mega ini membingungkan, jangankan untuk menyelesaikan urusan dunia, menyelesaikan konflik Natuna saja Pancasila tak berdaya. Megawati dan seluruh begawan BPIP yang mengaku paling Pancasilais, bungkam dalam kasus konflik negara dengan China di perairan Natuna.
Tidak cuma Natuna, untuk urusan OPM juga sama. Sudah berapa kali OPM melakukan pembantaian, tindakan yang mencederai rasa kemanusiaan. Bahkan, korban OPM bukan hanya TNI dan Polri, sipil tak bersenjata juga menjadi korban OPM.
Saat tragedi pembakaran dan pembumihangusan terjadi di Wamena, Pancasila juga tak bersuara. Pancasila hanya berisik soal radikal radikul, menyerang ajaran Islam bertentangan dengan ini itu, memecah belah dan bla bla bla.
Masih tak pernah bisa berdikari, mega juga berlindung dibalik nama bapaknya untuk mengulang-ulang penjelasan tentang Pancasila yang sangat menjemukan. Mungkin saja orang Jepang bisa menerima, karena sosok Soekarno pernah menjadi mandor Romusha Jepang.
Dunia akan tertawa terkekeh, disuguhi pengasong Pancasila namun tak menunjukan bukti keberhasilannya. Jepang, bahkan lebih makmur dari indonesia meskipun tak hafal, tak paham, bahkan tak mengenal Pancasila.
Mungkin saja mega mulai membuka pasar jualan Pancasila ke luar negeri. Sebab, di negeri sendiri Pancasila sudah tak laku.
Bagi umat Islam, Pancasila tak Islami. Substansi Pancasila adalah Sekulerisme, karena tak memberi ruang bagi umat Islam untuk menerapkan Islam secara kaffah.
Sejarah Pancasila juga sejarah pengkhianatan. Ulama yang telah bersepakat untuk menerapkan syariah Islam bagi pemeluknya, dikhianati dengan dalih menjaga persatuan, berdalih akan ada wilayah yang memisahkan diri.
Pancasila oh Pancasila, mau dikemas dan dipromosikan seperti apa juga umat paham. Umat tak butuh Pancasila, umat ini hanya membutuhkan syariat Islam. [].
COMMENTS