Islam Sosialis Kapitalis
Oleh : Nasrudin Joha
Salah satu argumentasi yang Anda usung untuk membela Pancasila adalah sejumlah pernyataan Soekarno tentang Pancasila yang sejalan dengan Islam. Kemudian, Anda sibuk menafsirkan bulir sila Pancasila agar terasa 'sejalan' dengan Islam.
Padahal disisi yang lain, kaum kiri, kaum komunis PKI, juga melakukan hal yang sama. Soekarno pernah berpidato menyebut dirinya tidak anti komunis.
Sesungguhnya hal ini dapat kita pahami sebagai politik akomodasinya Soekarno. Soekarno terkenal dengan politik Nasakomnya. Tafsir pancasila akan diterjemahkan sesuai dengan audiens yang hadir.
Jika berpidato dikalangan Islam, Soekarno akan berkata 'Pancasila itu sejalan dengan Islam'. Selang beberapa waktu, Soekarno berpidato dihadapan kaum kiri, kaum atheis, semboyannya adalah 'Soliderity Forever", Pancasila adalah sosialis sejati. Dikalangan nasionalis, Pancasila hanyalah alat politik untuk membungkam lawan politik khususnya dari kalangan Islam.
Seharusnya, jika benar Pancasila itu Islami Anda harus hadirkan dalil baik Al Quran, As Sunnah, ijma sahabat atau Qiyas. Kalau tidak minimal subhatud dalil, atau paling tidak Qoul ulama mu'tabar baik Imam syafi'i, Maliki, Hanafi atau Imam Ahmad.
Sejauh yang penulis simak, semua argumentasi pembelaan Pancasila masih bermuara pada Qoul Soekarno. Padahal, kaum kiri, kaum PKI juga membela komunisme berdasarkan Qoul Soekarno.
Saya ingin tegaskan, syariah Islam itu standar untuk mengukur dan menimbang semua persoalan. Bukan sebaliknya, syariah Islam ditimbang dan di pas-pas kan agar sejalan dengan Pancasila.
Saya bisa memahami, pemikiran Pancasila ini masih bercokol dan berkarat, karena sudah begitu lama dianggap kebenaran. Tidak ada yang membongkar hakekat dan kontradiksinya.
Saya hanya membantu Anda, mengikis kerak-kerak Pancasila dan menurunkan Islam dalam benak Anda. Islam adalah agama sempurna dan agama yang menjamin keselamatan baik dunia hingga akherat.
Sekali lagi, memang benar Pancasila tak mengatur urusan ibadah. Tetapi Islam juga mengatur urusan negara. Anda sekuler, jika menyerahkan urusan ibadah kepada Islam sementara urusan bernegara taklid buta pada Pancasila.
Padahal, kita diminta menjadi Mukmin sejati. Bukan Mukmin yang sekuler. Mukmin sejati tak akan mencampuradukkan agama Islam dengan Din lain selain Islam, apapun namanya. [].
COMMENTS