Megawati
Oleh : Nasrudin Joha
Tetiba, Megawati Soekarno Putri meminta kita-kita kaum milenial yang rindu khilafah ini untuk ketemu fraksi PDIP di DPR RI. Dia, pingin tahu apa itu khilafah. Dia, masih menduga-duga khilafah itu sebuah negara yang Borderless. Meski begitu, dia juga Kepo kalau khilafah tegak siapa Khalifahnya ?
Satu sisi, menarik juga tokoh BPIP ini mau bicara dan berdiskusi tentang khilafah. Namun, disisi yang lain kebijakan Petugas Partainya yang jelas lebih tidak paham khilafah ketimbang Mega, justru tak mau menempuh jalur diskusi.
Bermodal Perppu Ormas, Jokowi sang petugas Mega, memerintahkan Wiranto saat itu untuk mencabut BHP HTI secara sepihak tanpa diskusi, hanya karena dituding mengusung khilafah yang memecah belah. Lah, Kalo Mega saja belum paham khilafah apalagi Jokowi ? Kalau Jokowi tak paham khilafah kenapa menuding dan mencabut BHP HTI ?
Setelah itu, rezim petugas partai begitu massif membangun narasi khilafah ajaran terlarang. Tidak cukup itu, bendera tauhid juga dituding sebagai bendera ormas terlarang.
Lah kalau begitu kenapa tidak dari dulu ngajak diskusi ? Kenapa petugas partai Mega begitu sadis mengkriminalisasi khilafah ? Menuding anti Pancasila ? Anti NKRI ? Memecah belah ? Dan bla bla bla bla..!
Ah sudahlah Mbah Mega, kami kaum milenial ini cukup iman dan yakin pada janji Tuhan kami, tentang kembalinya Nubuwah khilafah. Berdiskusi dengan PDIP, apalagi dengan bawahan Mbah Mega di DPR hanya buang-buang waktu saja. Mereka, bukan tak paham tetapi tidak akan pernah mau paham.
Mereka hanya mengerti bahasa NKRI harga mati, Pancasila, aku NKRI, aku Pancasila, meskipun banyak yang terbukti maling. Percuma diskusi, membuang waktu kami kaum milenial.
Lebih baik waktu kami gunakan untuk membina umat, menyadarkan pentingnya kewajiban khilafah. Lebih baik, waktu kami untuk mendatangi ulama, agar memimpin umat mendakwahkan khilafah. Lebih baik, waktu kami gunakan untuk mengetuk pintu hati militer, karena mereka kelak yang akan menjadi penjaga dan pelindung institusi khilafah.
Sekedar untuk diketahui Mbah Mega, khilafah itu kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin untuk menerapkan syariat Islam dan mengemban misi dakwah Islam keseluruh penjuru alam. Khilafah itu sistem politik Islam, dimana kedaulatannya ditangan syara' sementara kekuasaannya berada ditangan umat.
Memilih Khalifah itu praktis, hanya butuh waktu 3 hari. Bukan seperti pilpres yang lalu sangat boros, menghabiskan 25 T tapi cuma bisa menghasilkan Presiden petugas partai. Cara mengisi jabatan Khalifah itu juga dengan baiat bukan dengan pemilu atau Pilpres.
Khilafah itu mengharamkan harta milik umat, baik barang tambang yang depositnya melimpah atau harta yang secara dzat terlarang bagi individu untuk dimiliki. Semua, dikelola khilafah dan dikembalikan bagi umat. Bukan dikelola PT Freeport.
Khilafah menetapkan mata uang dinar dan dirham, bukan Fiat Money yang hanya berbasis kertas. Mata yang khilafah kuat, karena berbasis emas dan perak.
Khalifah itu pemegang kekuasan legislatif sekaligus eksekutif, sehingga akan efektif mengelola kekuasan. Meskipun begitu, Khalifah tak mungkin diktator karena kekuasaanya dibatasi oleh hukum syara'.
Pokoknya khilafah itu hebat, sudah ya jangan terus-terusan Kepo sama khilafah. Mau tau banyak ? Ikuti artikel ciamik dari Nasrudin Joha pada edisi selanjutnya. [].
COMMENTS