Indikator biologis merupakan salah satu penanda yang dipakai untuk menilai tingkat kerusakan dan pencemaran air. Jika di sebuah pera...
![]() |
Indikator biologis merupakan salah satu penanda yang dipakai untuk menilai tingkat kerusakan dan pencemaran air. Jika di sebuah perairan masih ditemukan ikan koi, cacing planaria, tumbuhan ganggang hijau, dan ikan-ikan kecil, ini pertanda lingkungan air di daerah tersebut sehat dan bersih.
Namun, jika ikan-ikan, cacing planaria, ganggang hijau, kutu air, dan lain-lain telah hilang dan pergi dari perairan, dan diganti dengan hewan-hewan yang bisa beradaptasi dengan lingkungan kotor dan ekstrim –seperti ikan sabu-sabu, gatul, dan lain-lain, itu menunjukkan lingkungan air telah rusak, kotor dan tercemar. Apalagi air mulai mengeluarkan bau busuk dan menyengat –bau amoniak, H2S, dan lain-lain, dan tidak ada lagi makhluk hidup bermanfaat yang sanggup bertahan di dalamnya.
Begitu pula kekuasaan, di antara indicator yang menunjukkan kerusakan, kebusukan, dan kekotoran sebuah kekuasaan adalah integritas dan statement pejabat-pejabatnya. Jika pejabat-pejabat yang alim, bersih, berdedikasi tinggi dalam melayani rakyat telah pergi dan tersingkir dari suatu pemerintahan, lantas diganti dengan pejabat korup, pro liberalism-sekulerisme, tamak dunia, gila jabatan, pendukung lgbt, anti hukum Allah dan benci ulama yang mukhlish, itu menunjukkan kekuasaan tersebut busuk, kotor, dan rusak.
Begitu pula statement pejabatnya, ia bisa menjadi indikator kerusakan dan kebusukan sebuah kekuasaan. Jika statement pejabatnya menyejukkan dan menyatukan rakyat, pro hukum Allah, benci kekufuran dan kemaksiyatan, shalawat & dzikir ingat kematian, tegas dan tidak pernah kompromi terhadap koruptor dan penjual asset negara, melindungi kepentingan rakyat dan membela kedaulatan bangsa, maka kekuasaan itu baik dan bersih.
Sebaliknya, jika statement pejabatnya justru mempersekusi ajaran Islam dan memburu ustadz-ustadz mukhlish dengan berlindung di balik narasi “perang melawan radikalisme”, benci terhadap simbol-simbol Islam –seperti bendera tauhid, khilafah dan syariah, serta bermanis muka dengan orang kafir, negara imperialis, negara komunis, dan para penganjur kesesatan seperti kelompok pluralis-liberalis, maka kekuasaan tersebut buruk, busuk, dan hendak rubuh.[]
Penulis : Gus Syam
Editor : A.S.
Foto : Tirto
COMMENTS