Oleh : Nasrudin Joha Pada Jum'at (25/10) kaum muslimin di Cianjur akan mengadakan aksi bela 'kalimat tauhid'. Aksi in...
Oleh : Nasrudin Joha
Pada Jum'at (25/10) kaum muslimin di Cianjur akan mengadakan aksi bela 'kalimat tauhid'. Aksi ini adalah buntut dari tindakan ngawur oknum Banser yang merampas bendera tauhid pada perayaan hari santri, didekat masjid Agung Cianjur (23/10).
Aksi bela 'kalimat tauhid' ini nampaknya ingin memberi penjelasan tuntas kepada semua kalangan, seluruh umat tak terkecuali Banser. Bahwa, masalah utama adalah adanya pencederaan kalimat tauhid, bukan sekedar bendera tauhid. Jika kalimat tauhid itu tertulis diatas secarik kertas, tetap saja kertas tadi menjadi mulia dan tak boleh seorangpun menista kalimat taufid.
Selama ini pihak-pihak yang menghinakan kalimat tauhid, bendera tauhid, merasa itu bendera ormas, bendera HTI. Pemerintah dan aparat kepolisian, juga berulang kali melakukan Framing dengan menyatakan bendera tauhid sebagai bendera terlarang, bendera teroris, simbol radikalisme dan sebagainya.
Padahal, pada saat yang sama Pemerintah dan polisi bungkam pada bendera bintang Kejora, bendera OPM. Bahkan, saat bendera OPM dikibarkan didepan istana negara, polisi juga hanya mengamati bahkan mengamankan aksi pengibaran bendera OPM.
Namun, jika kaum muslimin yang mengibarkan bendera tauhid, semua angkat bicara. Polisi bicara, penguasa bicara, semua membuat fitnah dan narasi sesat terhadap bendera tauhid.
Sekarang, kita lepaskan perdebatan bendera tauhid. Tapi umat ini ingin membela kalimat tauhid, baik yang tertulis pada kain, secarik kertas, mushaf, atau apapun bentuknya, baik itu berbentuk topi, bendera, pernak pernik, apapun bentuknya. KAMI MEMBELA KALIMAT TAUHID, KALIAN MAU APA ?
Cianjur telah memulai, tentu kaum muslimin di tempat lain, di kota atau kabupaten lain, memiliki kewajiban yang sama untuk membela kalimat tauhid. Karena itu, siapapun yang peduli terhadap Islam, tak ridlo kalimah tauhid dihinakan, segera melakukan konsolidasi untuk membuat agenda yang sama.
Buat pawai bebera tauhid dengan rute sepanjang-panjangnya dan dengan jumlah massa sebanyak-banyaknya. Berikan pelajaran umum kepada umat melalui aksi bela kalimat tauhid, bahwa bendera tauhid adalah bendera Islam, bendera Rasululah, bukan bendera teroris. Tunjukkan kepada dunia, bahwa umat ini rela berjuang dan berkorban demi tegaknya kalimat tauhid.
Selama ini waktu, pikiran, keringat dan darah umat ini banyak ditumpahkan untuk agenda politik culas demokrasi. Setelah umat ini menjadi korban, elit partai justru berbaur membagi kekuasaan dan meninggalkan umat yang menjadi korban.
Karena itu, melalui aksi bela kalimah tauhid ini, ajukan sumpah bahwa umat Islam tak akan mau lagi ditipu politisi Demokrasi. Umat hanya akan berjuang untuk meninggikan kalimat tauhid, bukan yang lainnya.
Jika umat ini bersatu, kesadaran umat telah sampai pada keinginan hanya mau dipimpin dengan syariah Islam, menegakan hukum tauhid, maka kebangkitan umat ini sudah begitu dekat. Wahai umat Islam, songsonglah kebangkitan umat ini dengan mengawalinya, melalui syiar kalimat tauhid. Allahu akbar ! [].
COMMENTS