Oleh: Ahmad Mansyur Suryanegara SEPULUH MUHARRAM HARI KEMENANGAN PARA RASUL. Hari Esok, 76 Tahun yang lalu, di Indonesia 10 SOE...
Oleh: Ahmad Mansyur Suryanegara
SEPULUH MUHARRAM HARI KEMENANGAN PARA RASUL. Hari Esok, 76 Tahun yang lalu, di Indonesia 10 SOERO 1365 OELAMA dan SANTRI BERHASIL MEREBUT AMBARAWA dari TENTARA SEKOETOE dan NICA. Apa dan bagaimana ???
RESOLUSI ULAMA NAHDLATOEL OELAMA, 22 OKTOBER 1945, berubah jadi REVOLUSI ULAMA, yang digelorakan oleh satu-satunya Partai Politik Islam, MADJELIS SJOERA MOESLIMIN INDONESIA - MASJOEMI, 7 NOVEMBER 1945. Membangkitkan 60 Miljoen Kaoem Moeslimin Indonesia Siap Berjihad Fi Sabilillah Menentang Segala Bentuk Penjahahan, dan perlawanan jihad heroiknya melahirkan HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 1945.
Para ULAMA tidak menyetujui Program Kabinet Sjahrir, Partai Sosialis Indonesia, yang akan mengadakan Diplomasi dalam menghadapi Serangan Tentara Sekutu Kerajaan Protestan Anglikan Inggris yang membantu Kerajaaan Protestan Belanda yang akan menjajah kembali REPUBLIK INDONESIA dan membatalkan PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945.
Para ULAMA dari BARISAN SABILILLAH dan SANTRI dari LASJKAR HIZBOELLAH, tidak mungkin jadi berhenti di Surabaya Jawa Timur, dalam memperlihatkan sikap patriotiknya. Tetapi para ULAMA dan SANTRI justru melanjutkan REVOLUSI di Perang Jihad di AMBARAWA Jawa Tengah, hingga di Perang Jihsd di Bojong Kokosan Sukabumi Jawa Barat, 9 Desember 1945.
Tepat pada 1 MUHARRAM 1365, para ULAMA dan SANTRI berhasil merebut BENTENG WILLEM Banyubiru dan dikibarkanlah SANG SAKA MERAH PUTIH.
Serangan lanjutnya ULAMA dan SANTRI berhasil memukul mundur imperialis Tentara Sekutu Kerajaan Protestan Anglikan Inggris dan Kerajaan Protetan Belanda dari AMBARAWA. Tepat pada 10 MUHARRAM 1365 atau 10 SURO 1365.
Hari ini, 10 SOERO 1365 - 10 SOERO 144I, 76 tahun yang lalu, berkat ULAMA, SANTRI, Umat Islam BERSATU di bawah satu Partai Politik Islam MASJOEMI, berhasil melumpuhkan Tentara Penjajah Sekutu, sekalipun bermesin perang dahsyat Darat, Laut dan Udara. ULAMA dan SANTRI berani melancarkan serangan walau hanya dengan BAMBU RUNCING KIAI SOEBHI Parakan Temanggoeng Jateng.
LASJKAR HISBOELLAH yang dipimpin SAIFOEDIN ZOEHRI dan MOENAWIR Z. ( keduanya kelanjutannya jadi Menteri Agama RI ) melaporkan kepada BOENG DIRMAN dari BKR Jateng bahwa Ambarawa telah direbut kembali oleh BARISAN SABILILLAH dan SANTRI LASJKAR HIZBOELLAH.
Koran KEDAULATAN RAKYAT mengangkat Fakta JUANG JIHAD ULAMA dan SANTRI bela Proklamasi 17 Agustus 1945, Jumat Legi, 9 Ramadhan 1364.
Apakah masih ada yang tidak percaya andil ULAMA dan SANTRI sbg Pembela Terdepan Proklamasi 17 Agustus 1945 menghadapi serangan Tentara Sekutu Inggris dan Nica Belanda, Tentara Pemenang Perang Dunia II yang mengalahkan Italia, Jerman dan Jepang ?
Apakah masih ada yang tidak percaya peran ULAMA dan SANTRI Pengibar SANG SAKA MERAH PUTIH di Hotel Yamato Surabaya dan di Benteng Willem Penjajah ?
Masih adakah tidak percaya hanya karena serangan ULAMA dan SANTRI di Surabaya, Brigjen Mallaby Tentara Sekutu, mati pada 31 Oktober 1945.
Karena secara institusi BKR, TKR, oleh Kabinet Soetan Sjahrir tidak dibenarkan ikut serta melancarkan serangan secara fisik thd Tentara Sekoetoe dan Nica.
ULAMA, SANTRI, UMAT ISLAM menunjukkan loyalitas yang tinggi, BELA AGAMA, BELA BANGSA, BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
TIDAK PERNAH ADA ULAMA dan SANTRI di saat PERANG KEMERDEKAAN 1945-1950 memanfaatkan menggunakan kekuatan massa Parpol Islam dan Lasjkar Bersenjatanya untuk Kudeta atau melakukan terorisme terhadap Pemerintah RI.
Kecuali Sejarah mencatat PKI melancarkan KUDETA di saat Perang Kemerdekaan 1945-50 terjadi tiga kali kudeta: Pertama di Ceribon 12 Feb 1946 dipimpin M. Yusuf, hasilnya gagal. Kedua di Ibu Kota RI Yogyakarta 3 Juli 1946 dipimpin Tan Malaka. Hasilnya gagal. Ketika di Madiun, 18 Seotember 1948, dipimpin Amir Sjarifoeddin dan Moeso, mendirikan Uni Soviet di Madiun. Hasilnya gagal.
Sejarah mencatat ULAMA dan SANTRI BERPARTISIPASI AKTIF MENEGAKKAN NKRI dgn ideologi PANCASILA dan konstitusi UUD 1945 yang dijiwai oleh PIAGAM JAKARTA 22 Juni 1945.
Sebenarnya ULAMA dan SANTRI yang menjadikan bangsa Indonesia memiliki Bahasa Persatuan, BAHASA INDONESIA yang semula Bahasa Melayu Pasar yang dituliskan dgn HURUF ARAB MELAYU.
ULAMA dan SANTRI yang menjadikan SANG SAKA MERAH PUTIH dapat berkibar dari Sabang hingga Merauke.
Bila Perang Kemerdekaan telah berlalu. Kalender Hijriyah digantikan dgn Masehi. Istilah Jihad Fisabililah digantikan dgn Palagan. Pelaku Ulama dan Santri ditiadakan. Museum dan Monumen Nasional pun tiada nama Ulama. Pataka dan Lambang Islam dinegatifkan maknanya.
COMMENTS