Oleh: Ali Baharsyah HTI seperti peramal yang mampu menerawang jauh ke depan terkait persoalan yang terjadi di negeri ini. Satu per...
Oleh: Ali Baharsyah
HTI seperti peramal yang mampu menerawang jauh ke depan terkait persoalan yang terjadi di negeri ini. Satu persatu apa yang disampaikan HTI terbukti.
Misalnya soal BPJS. Sejak awal, HTI menyebut BPJS sebagai alat negara untuk memalak warganya. Lahirnya UU Lembaga Jaminan Sosial (BPJS), secara fundamental merubah jaminan sosial menjadi asuransi sosial.
Jaminan sosial adalah kewajiban negara memberikan pelayanan kesehatan gratis pada warganya. Sementara asuransi sosial, rakyat diharuskan membayar premi sendiri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Jadi, tanpa UU BPJS, seharusnya rakyat mendapatkan pelayanan kesehatan cuma-cuma, tanpa melihat kelas dan jenis penyakit. Tanpa harus membayar iuran sepeserpun, karena jaminan kesehatan adalah hak rakyat.
Rencana pemerintah menaikan premi BPJS pada Januari mendatang sungguh menyengsarakan rakyat. Dana yang ditarik dari masyarakat semakin besar.
Selain menyengsarakan, BPJS juga diduga menyisakan cerita pilu dibalik pelayanananya. Mungkin karena BPJS banyak nunggak ke RS sehingga pelayanan yang diberikan RS tidak optimal.
Belum lagi, ada beberapa pelayanan kesehatan dihilangkan untuk jenis penyakit tertentu dengan alasab yang tak masuk akal. Ini gila.
Dilain sisi, tunjangan bos BPJS naik jadi 2x gaji. Padahal gajinya udah selangit.
Akar masalahnya ada pada panerapan sistem kapitalis. Dimana peran negara diganti oleh swasta. Baik swasta lokal, asing, maupun aseng. Sementara Negara hanya sebagai pemberi stempel dan penarik pajak saja.
Maka apa yang diserukan HTI yaitu penerapan khilafah Islam yang bersumber dari al quran dan hadist harusnya disambut. Sebagai solusi persoalan rakyat.
COMMENTS