MBAH HASYIM ASY'ARI PUN PERNAH DIPAKSA MENERIMA PANCASILA

Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani Sebenarnya saya tidak mau menulis materi ini. Karena memang saya sendiri tidak pernah mempermasalah...


Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani

Sebenarnya saya tidak mau menulis materi ini. Karena memang saya sendiri tidak pernah mempermasalahkan Pancasila, apalagi mengkufurkan dan menthogutkannya. Saya membaca teks Pancasila dan saya tidak menemukan kejanggalan sedikitpun di dalamnya. Semuanya tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Hanya saja karena akhir-akhir ini Pancasila sering sekali dijadikan alat politik untuk menolak Syariat Islam dan Khilafah, dengan alasan bahwa itu semua bertentangan dengan Pancasila, maka dengan ini saya merasa berkewajiban untuk meluruskannya.

Baik. Sebagian orang menganggap bahwa Pancasila adalah hasil kesepakatan dari Para pendiri bangsa, termasuk dalam hal ini adalah para ulama. Sehingga Pancasila seolah menjadi patung yang dikeramatkan, tidak boleh ada yang mengkritik dan menentang. 

Padahal, seandainya kita mau jujur saja dengan sejarah, niscaya kita akan menemukan fakta bahwa sebenarnya Pancasila bukanlah hasil kesepakatan bersama, melainkan hasil pemaksaan.

Mari kita buka sejarah! Dahulu, menjelang hari kemerdekaan Indonesia, dibentuklah Tim BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 29 April 1945, untuk menegaskan jatidiri Indonesia, mau menjadi negara apa pasca kemerdekaannya. Tim ini terdiri dari 59 Anggota yang didominasi oleh orang asli Indonesia.

Singkat cerita, Tim BPUPKI dikerucutkan menjadi 9 orang, sebagian dari kalangan nasionalis dan sebagian lagi dari kalangan agamis, yang sering dikenal sebagai Panitia Sembilan. Terdiri dari Sukarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, M. Yamin, Wahid Hasjim, Abdoel Kahar Moezakir, Abikusno Tjokrosoejoso, Haji Agus Salim, dan A.A. Maramis.

Setelah melalui perdebatan panjang dalam perundingan yang alot pada sidang Panitia Sembilan, tanggal 22 Juni 1945, maka lahirlah rumusan dasar negara Indonesia yang dikenal sebagai Piagam Jakarta atau Jakarta Charter, yang terdiri dari:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sayangnya, setelah semua menyepakati 5 rumusan dasar negara tersebut, pasca kemerdekaan Soekarno merubah kalimat dalam sila yang pertama menjadi hanya "Ketuhanan Yang Maha Esa." Artinya, Soekarno menghapus kalimat tentang kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya. Ia mempersilahkan kalangan agamis untuk memperjuangkannya kembali di Pemilu (perdana), Tahun 1955.

Anggota Tim Sembilan dari kalangan Islam pun tidak terima. Mereka bersatu membentuk Partai Masyumi, yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari, untuk mengembalikan sila pertama yang dihilangkan secara semena-mena. NU, Muhammadiyah dan kelompok Islam lainnya pun bergabung dalam partai ini untuk memperjuangkan itu. Meskipun pada akhirnya NU membentuk partai sendiri, namun tetap saja NU pun berjuang untuk mengembalikan Piagam Jakarta, bukan Pancasila.

Ketika umat Islam hampir memenangkan suara di Pemilu yang pertama, dan tinggal selangkah lagi mereka menjadikan Indonesia sebagai Negara Islam, dengan alasan yang dibuat-buat kemudian Soekarno membubarkan Masyumi. Syariat Islam yang diperjuangkan para ulama pun kembali kandas untuk ditegakkan. Sementara Pancasila tetap bertahan seperti halnya yang sekarang.

Jika kita mau jujur, sesungguhnya konsep Pancasila bukanlah hasil kesepakatan Para pendiri bangsa, melainkan hasil paksaan Soekarno dan Hatta. Para ulama di Tim Sembilan dipaksa untuk menerimanya. Padahal mereka hanya menghendaki Syariat Islam sebagaimana yang tertuang di dalam Piagam Jakarta.

Andai memang benar para ulama sepakat dengan Pancasila, niscaya para ulama tidak akan bersusah payah memperjuangkan Piagam Jakarta di Parlemen negara. Tetapi faktanya mereka tetap memperjuangkan kembalinya Piagam Jakarta, yang mengharuskan Hukum Islam ditegakan, meskipun Pancasila sudah ditetapkan oleh pihak istana.

Nahdlatul Ulama sendiri baru menerima Pancasila pada Tahun 1983, ketika Gusdur menjadi pimpinannya. Berarti puluhan tahun kebelakang sebelum itu NU masih anti Pancasila. Mereka masih menghendaki Piagam Jakarta. Ini pula yang pernah disampaikan Gus Sholah pada Tahun 2013 di pesantrennya.

Jika memang Para ulama sudah bersepakat dengan Pancasila, lalu mengapa mereka berinisiatif untuk memperjuangkan Piagam Jakarta kembali, dengan membentuk Partai Masyumi (yang di antaranya dibidani oleh Hadrotus Syaikh Hasyim Asy'ari) guna memperjuangkan tegaknya Hukum Islam di negeri ini? Beliau pernah menggelorakan jihad untuk negeri, tetapi beliau akhirnya dikhianati.

Maka, buka mata buka telinga! Stop mempolitisasi Pancasila untuk menolak Syariah dan Khilafah. Apalagi para pendiri bangsa sendiri pun belum pernah menyatakan kata sepakat atas keabsahannya.

Apabila dikatakan bahwa Pancasila sesuai dengan ajaran Islam, maka jangan halang-halangi mereka yang memperjuangkan tegaknya Syariat Islam. Jika masih saja tetap menghalangi dengan mengatasnamakan Pancasila, maka wajar apabila kalangan agamis di Tim Sembilan dahulu begitu semangat untuk menggantinya.

# KhilafahAjaranIslam
# ReturnTheKhilafah
Cirebon, 10 September 2018
__________
Alhamdulillah, Penulis telah selesai menyusun Naskah Buku yang berjudul "Ketika Kiai Dipertuhankan" (Fenomena Hancurnya Agama2 Samawi), Terbitan Al-Azhar Press, Bogor.

Untuk pemesanan dan bedah buku silahkan hubungi no. 0817 011 7771

COMMENTS

BLOGGER: 1
  1. Menjelang 17 Agustus 2020, Pancasila masih sering menjadi perdebatan walau sudah diakui sebagai IDEOLOGI dan FALSAFAH dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia.
    Tulisan di atas sangat menginspirasi jiwa dan semangat kemerdekaan, terutama untuk mengisi dan memberikan informasi yang akurat, terdidik, mencerahkan khususnya bagi kaum MILLENIAL, karena mereka ini sudah jauh dari "rasa" dan "aroma" para pejuang 45. Karena saat ini, kemungkinan besar, orang-orang yang terlibat dalam perjuangan 45 sudah tutup usia semua, sehingga penting memberikan "pencerahan", membangkitkan dan meneguhkan semangat Cinta Tanah Air dan jatidiri kaum MILLENIAL menyongsong Indonesia Maju.

    Hanya saja saya agak terperangah dengan tulisan di atas, yang seakan-akan KH. Hasyim Asy'ari dipaksa mengakui rumusan PANCASILA yang dibuat oleh 9 anggota PPKI itu. Lalu bagaimana dengan tulisan yang ada dalam website: (https://www.nu.or.id/post/read/99727/tirakat-kh-hasyim-asyari-saat-mentashih-rumusan-pancasila)?

    Jakarta, 14 Agustus 2020

    ReplyDelete

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,186,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,51,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3556,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: MBAH HASYIM ASY'ARI PUN PERNAH DIPAKSA MENERIMA PANCASILA
MBAH HASYIM ASY'ARI PUN PERNAH DIPAKSA MENERIMA PANCASILA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbqJ9HNlayPcHtlEiJVKJAjAEO7j60egrQDbKI5y1gg9NBmnLyIah22foFN_v09WFd8OWDhoo6kUzYp4xNF4Ek0q29RF8jg1TEGfefCcqkBqKAkOWY5eoRvfJqSlehCzu1ZxV6h3UwHeo/s320/Adobe_Post_20190802_204346.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbqJ9HNlayPcHtlEiJVKJAjAEO7j60egrQDbKI5y1gg9NBmnLyIah22foFN_v09WFd8OWDhoo6kUzYp4xNF4Ek0q29RF8jg1TEGfefCcqkBqKAkOWY5eoRvfJqSlehCzu1ZxV6h3UwHeo/s72-c/Adobe_Post_20190802_204346.png
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2019/08/mbah-hasyim-asyari-pun-pernah-dipaksa.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2019/08/mbah-hasyim-asyari-pun-pernah-dipaksa.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy