MENAKAR MASA DEPAN POLITIK IDENTITAS

Oleh : *Ahmad Sastra* Kontroversi gerakan politik identitas mencuat seiring kekalahan Ahok di pilkada DKI beberapa waktu yang lalu...


Oleh : *Ahmad Sastra*

Kontroversi gerakan politik identitas mencuat seiring kekalahan Ahok di pilkada DKI beberapa waktu yang lalu. Gerakan 212 seolah menjadi tertuduh sebagai inspirasi politik identitas. Pasca gerakan 212 polarisasi politik tak bisa dihindarkan. Agama menjadi semacam energi baru bagi konstalasi perpolitikan Indonesia. Akankah berlanjut atau sekedar euforia politik sesaat ?

Politik identitas merupakan politik yang fokus utama kajian dan permasalahannya menyangkut perbedaan-perbedaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi fisik tubuh, politik etnisitas atau primordialisme, dan pertentangan agama, kepercayaan, atau bahasa. 

Secara teoritis, gerakan politik identitas berseberangan dengan demokrasi sekuler liberal yang menginginkan hilangnya peran faktor primordialisme agama dalam kontestasi politik kebangsaan. 

Karena itu berbagai slogan tolak pemimpin yang tak seiman yang dimulai dari dugaan penistaan agama hingga kekalahan pilkada DKI menyulut kontroversi. Ada sebagian yang perpandangan bahwa politik identitas adalah sah dalam alam demokrasi dan ada yang menganggap ancaman demokrasi. Politik identitas, bahkan oleh sebagian kalangan cendekiawan muslim dianggap menunggangi agama untuk kepentingan politik pragmatis. 

Gerakan umat 212, bagi elit politik tidaklah bisa dianggap ringan. Mereka terbukti terus melakukan pengamatan dan perhitungan yang berujung kepada percobaan ‘afiliasi politik umat’ demi kemenangan pilkada di daerah hingga pemilihan presiden. Meskipun secara perhitungan politik demokrasi, suara umat 212 yang non partai sangat berbeda dengan elit politik partai, meskipun mereka seorang muslim. 

Politik identitas mulai diuji secara serius tatkala pemerintah mengesahkan Perppu ormas menjadi UU hingga pencabutan BHP ormas HTI dan kini mengarah kepada FPI.  Polarisasi partai politik terbelah menjadi tiga yakni menolak perppu ormas, menerima perppu ormas dan ragu-ragu antara menolak dan menerima dengan pertimbangan pragmatisme. Atas polarisasi ini, bahkan gerakan umat 212 merekomendasikan agar umat tidak memilih partai pendukung perppu ormas. 

Politik identitas sebagai manifestasi perasaan 'kekitaan' yang menjadi basis utama perekat kolektivitas kelompok faktanya telah terjadi. Melalui ghirah 212, identitas kemusliman umat dikonstruk secara permanen berdasar ayat-ayat Qur’an. Gerakan Indonesia Sholat Subuh terus dilakukan sebagai media konsolidasi dan rekonsiliasi untuk menyatukan perasaan dan visi keumatan. 

Politik identitas hadir sebagai narasi resisten umat muslim yang merasa terdiskriminasi dan terpersekusi oleh hegemoni kekuasaan, hal ini tidak bisa dipungkiri. Rasa keadilan yang begitu jauh dari kaum muslimin telah menyentuh perasaan paling dalam  umat Islam. Dari sinilah kemudian muncul berbagai sikap elit politik dan cendekiawan muslim yang menegaskan akan afiliasi individu, apakah berani mempertahankan idealisme kemusliman, bertahan dengan kepentingan pragmatis semata atau justru menentang Islam politik. 

Akibat kegagalan narasi arus utama kekuasaan mengakomodir perasaan dan tuntutan keadilan dari kaum muslimin, maka politik identitas menghadirkan wahana mediasi penyuaraan aspirasi bagi muslim yang merasa terdiskriminasi. Reuni 212 yang menuai kontroversi adalah upaya nyata peneguhan umat untuk terus merawat energi kesadaran dalam membangun kekuatan umat. Inilah sejarah baru bagi warna konstalasi politik nasional di masa-masa mendatang. 

Apakah politik identitas akan bertransformasi menjadi politik ideologis ?. Harus diakui bahwa politik identitas adalah pintu gerbang menuju politik ideologis. Sebab dari gerakan 212 telah melahirkan kesadaran fundamental akan pentingnya kedaulatan dan kemandirian umat dan terlepas dari berbagai penjajahan kapitalisme dan komunisme. Menjamurkan gerakan ekonomi 212 untuk melawan gerakan ekonomi kapitalistik adalah contoh kecil yang suatu saat bisa jadi akan meraksasa. 

Selain gerakan ekonomi 212, kini menjamur pula kajian-kajian politik Islam yang menandaskan akan pentingnya kaum muslimin memahami Islam politik. Sebab secara normatif, Islam telah memiliki standar sendiri dalam soal kepemimpinan, politik dan kekuasaan. 

Tak pelak, wacana khilafah Islamiyah telah juga memanaskan diskursus di hampir semua kalangan, tentu saja antara yang pro dan kontra. Dalam perspektif diskursus intelektual, hal ini adalah positif, selama dikaji secara obyektif dan tidak ada intervensi kekuasaan yang zolim dan represif. 

Dalam pandangan seorang muslim, ketika pengelolaan dan kepemimpinan sebuah bangsa kehilangan spiritualitasnya, maka bangsa itu tak lagi punya pijakan nilai kebajikan dan kesalehan. Kehilangan nilai kebajikan dan kesalehan berarti kehilangan segalanya. Sebab kebajikan dan kesalehan adalah akar dari nilai-nilai kebaikan lainnya. 

Sebab kesalehan selain berdimensi horizontal juga memiliki dimensi vertikal transendental. Tanpa kebajikan dan kesalehan, tata kelola negara hanya akan berpijak pada orientasi materialisme dan pragmatisme. Materialisme adalah refleksi dari kerakusan dan keserakahan elit kuasa yang sekaligus melahirkan kesengsaraan rakyat jelata. 

Dalam jangka panjang, polarisasi sosial politik ini akan berujung kepada pentingnya perubahan fundamental sistem bangsa ini. Sebagai mayoritas, tentu kesadaran politik kaum muslimin tidak bisa disepelekan. Biarlah waktu yang akan menjawab, kemana arah perjalanan bangsa ini. Semoga spirit kesadaran dan kebangkitan umat Islam makin menggelombang dan terkonsulidasi.  

Dinamika politik tahun lima tahun mendatang nampaknya akan menghadirkan sejarah baru bagi bangsa ini.  Semoga umat Islam semakin yakin akan kesempurnaan Islam sebagai solusi karut marut bangsa ini, sebab Islam adalah rahmat bagi semua manusia.  Semoga umat Islam makin  sadar dan membuang jauh demokrasi sekuler liberal dan komunisme materialisme ateis ke tong sampah peradaban.
 *[AhmadSastra,KotaHujan,20/07/19 : 22.00 WIB]*

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,186,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,50,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3555,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: MENAKAR MASA DEPAN POLITIK IDENTITAS
MENAKAR MASA DEPAN POLITIK IDENTITAS
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqTPyyTSn_AgJxww8vY4kL5BesAx74Us-_sFCWPBuqmMjwEAApuS-gYpJVMBIx9BIhcSO5Q5qFDdmKyLB4kSRUb6GuQRdk7cVB_a4a46uJYt_ary2Spbp0h4nURZfmRNeXFp9XxIwllbs/s320/Politik.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqTPyyTSn_AgJxww8vY4kL5BesAx74Us-_sFCWPBuqmMjwEAApuS-gYpJVMBIx9BIhcSO5Q5qFDdmKyLB4kSRUb6GuQRdk7cVB_a4a46uJYt_ary2Spbp0h4nURZfmRNeXFp9XxIwllbs/s72-c/Politik.jpg
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2019/07/menakar-masa-depan-politik-identitas.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2019/07/menakar-masa-depan-politik-identitas.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy