Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani Kurang lebih seperti itulah pernyataan Gus Nuril dan beberapa petinggi Banser di hadapan anak buahnya. ...
Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani
Kurang lebih seperti itulah pernyataan Gus Nuril dan beberapa petinggi Banser di hadapan anak buahnya. Bahkan di dalam sebuah acara televisi swasta, salah seorang petinggi mereka menyebutkan bahwa fase perjuangan HTI saat ini sudah memasuki puncaknya. Tinggal selangkah lagi mereka sukses mengkhilafahkan nusantara.
Itulah sebabnya mengapa Banser mati-matian membendung bola salju perjuangan penegakkan Khilafah. Semua orang yang tidak anti dengan ide Khilafah bakal kena sembur mereka. Tidak peduli apakah itu tokoh ulama ataupun bukan. Bahkan orang-orang yang netral sekalipun, seperti prof. Suteki, Sh, Mhum, Dr, mereka berani menghabisinya.
Ternyata fitnah yang selama ini mereka lancarkan melalui program deradikalisasi tidak membuahkan hasil yang memuaskan bagi para majikan. Bukannya umat menjadi anti dengan Khilafah, justru umat semakin gandrung dengan gagasan Syariah dan Khilafah. Tidak heran apabila akhirnya mereka kalap, hingga harus mengeluarkan jurus banteng ngamuknya.
Mereka yang dulu berwibawa dengan gaya diskusinya kini tidak lagi berwibawa, sebab mereka lebih memilih jalan persekusi daripada jalan musyawarah. Mereka yang dulu mengkampanyekan kelompok 'Islam ramah', kini berubah menjadi kelompok "Islam marah." Mereka sudah lupa dengan jurusnya, sehingga dalam menghadapi orang-orang Hizbut Tahrir yang anti dengan kekerasan justru mereka melakukannya dengan cara kekerasan. Itu dilakukannya dengan berbagai macam alasan.
Bahkan, yang dihantam bukan hanya aktifis-aktifis HTI, tetapi juga para pendukungnya. Habib Rizieq Shihab, Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Abdul Shomad dan tokoh-tokoh lainnya yang mendukung langkah perjuangan Hizbut Tahrir diserang habis-habisan oleh mereka. Syukurnya, serangan mereka tidak ber-efek apa-apa, kecuali hanya pembubaran di atas kertas semata.
Fakta di lapangan, para tokoh pendukung perjuangan Hizbut Tahrir itu kini semakin banyak diidolakan. Umat tidak bisa lagi ditakut-takuti dengan isu Syariah dan Khilafah, sebab mereka tau yang menjadikan Indonesia saat ini krisis berkepanjangan adalah sistem dan rezim penguasanya, bukan karena Khilafah.
Begitulah skenario Allah swt., di saat ide perjuangan penegakkan agamanya dikriminalkan dan dibubarkan, Allah memunculkan orang-orang yang banyak digandrungi umat, dengannya sosialisasi gagasan penegakkan Syariah dan Khilafah masih tetap berjalan sebagaimana biasanya, meski tidak harus langsung orang-orang Hizbut Tahrir yang melakukannya.
Tentu ini adalah sinyal baik bagi semua aktifis Islam. Semua jerih payahnya sesaat lagi akan dibayar lunas oleh Allah swt. Kepanikan mereka adalah bukti kesuksesan dakwah kita. Khilafah yang dulu dibilang mimpi kini tidak lagi. Teruslah bergerak, tidak usah kita merasa terbebani dengan caci maki dan celaan mereka. Biarlah, anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.
Apa yang mereka lakukan terhadap ajaran Khilafah, ibarat mencegah datangnya mentari di pagi hari, tidak akan pernah itu bisa terjadi. Tegaknya Khilafah adalah 'sunnatullah', sama halnya seperti munculnya matahari pagi, tidak akan ada seorang pun yang mampu menghalangi. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menutup mata, seolah matahari tidak lagi berani memunculkan diri, padahal ia sudah menerangi semua penduduk bumi. Seperti itulah tegaknya Khilafah.
Maka, sebelum hari itu tiba, bertaubatlah kalian wahai para pembenci !
Allaahu Akbar
#KhilafahAjaranIslam
#ReturnTheKhilafah
Cirebon, 1 Agustus 2018
COMMENTS