CINTA TANAH AIRNYA ABU JAHAL

Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani Memasuki hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia tahun ini banyak orang yang bersuka cita. Kampung...



Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani

Memasuki hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia tahun ini banyak orang yang bersuka cita. Kampung-kampung dihias dengan bendera merah putih, ada yang berukuran kecil dan ada juga yang besar. Aneka lomba yang sudah menjadi tradisi agustusan mulai banyak dipersiapkan. 

Menurut sebagian orang itu adalah ekspresi keimanan, karena 'cinta tanah air adalah sebagian daripada iman'. Artinya, menurut mereka, siapapun yang tidak mau merayakan HUT Indonesia, dengan upacara bendera, memasang pernak-pernik merah putih dan lain sebagainya, berarti tidak mempunyai kesempurnaan iman, karena tidak mau memuliakan lambang-lambang KeIndonesiaan.

Padahal seandainya mereka mau memanjangkan sumbu sedikit saja mereka tidak akan menjadi 'takfiri' seperti itu. Bayangkan, nasionalis atau tidaknya seseorang ternyata hanya dinilai dari hormat bendera atau tidaknya dia. Jika mau hormat bendera berarti dia nasionalis, jika tidak mau berarti dia tidak nasionalis. Dangkal sekali.

Andai seseorang disuruh memilih, lebih baik mana antara orang yang selalu hormat kepada bendera tetapi penjual kedaulatan dan kekayaan negara, dengan orang yang tidak pernah hormat bendera tetapi tidak pernah menjual kedaulatan dan kekayaan negara? Sebab, memang seperti itulah faktanya.

Dulu pun sama, Abu Jahal mengklaim dirinya sebagai nasionalis sejati, menuduh Nabi Muhammad saw. sebagai perongrong Mekkah. Siapapun orang yang tidak mau menghormati kebiasaan para pendahulunya akan diusir dari sana. 

Itu sebabnya mengapa ketika Nabi berdakwah di Mekkah begitu sulit mendapatkan pengikutnya. Sebagian orang yang tidak mau mengikuti dakwah Nabi mempunyai ketakutan yang sangat luar biasa, mereka khawatir nanti diusir dari negerinya.

وَقَالُوٓا۟ إِن نَّتَّبِعِ ٱلْهُدَىٰ مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَآ
"Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama engkau (Muhammad), niscaya kami akan diusir dari negeri kami," (Qs. Al-Qashash: 57).

Bagi orang-orang semacam Abu Jahal melestarikan peninggalan para pendahulunya adalah harga mati yang tidak boleh ditawar-tawar lagi, sebagai bukti cinta mereka kepada negeri Mekkah. Tidak aneh apabila mereka begitu keras menolak keberadaan dakwah Nabi Muhammad saw. dengan selalu mengatasnamakan para pendahulunya.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَآأَنزَلَ اللّٰـهُ وَإِلَى الرَّسُولِ    قَالُوا۟    حَسْبُنَامَاوَجَدْنَاعَلَيْهِءَابَآءَنَآ ۚ 

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan RasulNya', Mereka menjawab: “Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya," (Qs. Al-Maidah: 104).

Seperti itulah ekspresi cinta tanah air kaum jahiliyyah, semua tradisi kebiasaan dan aturan para pendahulunya harus terus dilestarikan. Jelas ini berbeda dengan Nabi Muhammad saw., bagi beliau cinta tanah air bukan berarti harus terus melestarikan kebiasaan para pendahulu Mekkah. 

Bagi Nabi, aturan-aturan Islam harus berada di atas aturan-aturan nenek moyang. Semua pemikiran dan syariat peninggalan para pendahulu harus disesuaikan dengan syariat Islam, bukan sebaliknya. Begitulah ekspresi cinta tanah air beliau. Karena hanya dengan Islam'lah negeri tercinta akan terselamatkan.

Di Indonesia, menurut sebagian orang cinta tanah air adalah melanjutkan peninggalan para pendahulu bangsa, sekulerisme, memisahkan agama dari aturan-aturan negara. Sebab itu adalah hasil kesepakatan para pendahulu bangsa. Padahal selain bermasalah secara akidah, para pendahulu kita juga tidak pernah bersepakat dengan sekulerisme di Indonesia.

Para ulama dahulu justru menghendaki ditegakkannya Hukum-hukum Islam di Indonesia, hal itu dibuktikan dengan adanya Piagam Jakarta (16 Agustus 1945), sebelum akhirnya digugat oleh kalangan nasionalis, sekuler, menjadi Pancasila yang digaungkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sejarah membuktikan, meskipun Pancasila sudah menjadi keputusan resmi negara, para ulama yang dulu merumuskan Piagam Jakarta di BPUPKI malah terus berjuang untuk mengembalikannya, agar Indonesia berasaskan Syariat Islam. 

Mereka berjuang di Konstituante (parlemen), Pemilu pertama, tahun 1956. Ketika mereka menang dengan mendapat mayoritas suara, sehingga tinggal selangkah lagi Syariat Islam menjadi hukum resmi negara, melalui Dekritnya, Soekarno yang saat itu menjadi Presiden justru membubarkan Konstituante.

Bayangkan, kalo saat ini, seorang Presiden mengeluarkan Dekrit (Perppu) untuk membubarkan DPR, karena mayoritas anggota DPR dikuasai oleh para ulama yang menghendaki ditegakkannya aturan-aturan Islam di Indonesia. Itu artinya, sistem negara yang saat ini diterapkan di Indonesia bukanlah hasil kesepakatan para pendahulu bangsa, melainkan hasil pemaksaan sebagian dari para petinggi negara.

Ini adalah realitas sejarah yang wajib saya sampaikan, bukan karena saya tidak cinta dengan Indonesia, justru saya sangat cinta kepada Indonesia. Melalui tulisan ini, saya hanya hendak menyadarkan semua, bahwa itulah sebabnya mengapa ibu pertiwi hingga saat ini terus merana, ya, karena Islam tidak dijadikan sebagai pedoman hukum utamanya.

Allaahummahdina shiroothol mustaqiim

#KhilafahAjaranIslam
#ReturnTheKhilafah
Cirebon, 6 Agustus 2018

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,185,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,49,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3555,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: CINTA TANAH AIRNYA ABU JAHAL
CINTA TANAH AIRNYA ABU JAHAL
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvK-CKiqyzOUxGgjQShyphenhyphenPD_PIkzjXVYTwlaEXSM_C7HBUu9uHKMVBnvrl3Cc1wXvMBFl9n6-4cJ_gP6W3pbar95D3CRH287TiuUs4yb3jvfFQa3LpatV3Ot1bwxEFsOIXAHhkazoFf93M/s320/FB_IMG_1533620572014.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvK-CKiqyzOUxGgjQShyphenhyphenPD_PIkzjXVYTwlaEXSM_C7HBUu9uHKMVBnvrl3Cc1wXvMBFl9n6-4cJ_gP6W3pbar95D3CRH287TiuUs4yb3jvfFQa3LpatV3Ot1bwxEFsOIXAHhkazoFf93M/s72-c/FB_IMG_1533620572014.jpg
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2018/08/cinta-tanah-airnya-abu-jahal.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2018/08/cinta-tanah-airnya-abu-jahal.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy