Oleh : Nasrudin Joha Pilu batin ini, mendengar kabar sinetron rekonsiliasi telah dimulai. Awalnya, sinetron ini nyaris batal, karen...
Oleh : Nasrudin Joha
Pilu batin ini, mendengar kabar sinetron rekonsiliasi telah dimulai. Awalnya, sinetron ini nyaris batal, karena sikap singa tetap menjadi singa dan menolak menjadi kambing.
Sejak hari ini (13/7), sejak peristiwa Stasiun Lebak Bulus, Singa itu telah berubah menjadi kambing kurban. Kambing yang menyerahkan leher untuk dijagal rezim.
Wahai rezim, ketahuilah ! Urusan kalian bukan dengan politisi sekuler, siapapun ! Baik yang berperan sebagai mitra koalisi atau mereka yang mengaku-ngaku oposisi.
Kalian, bisa menundukan politisi oposisi dengan sejumput kekuasan yang kalian bagi. Tapi kalian, tidak akan pernah bisa menundukkan umat ini. Kami, memiliki kehormatan dan harga diri.
Kami, masih meringis menahan rasa sakit dan pedih akibat kezaliman kalian. Kami, masih bersedih atas meninggalnya saudara, sahabat, teman dan anak-anak saudara kami. Kami, masih terus pilu dengan matinya 700 anggota KPPS tanpa argumen yang jelas.
Karena itu, apa dasarnya kami akan menghentikan perlawanan ? Apa alasan kami untuk menyatakan ikut terikat dengan komitmen rekonsiliasi ?
Silahkan kalian rekonsiliasi ! Silahkan bagi-bagi kursi ! Silahkan bagi-bagi menteri ! Silahkan tertawa, bersorak sorai diatas kepedihan dan pilunya hati kami. Silahkan, terus naikan pajak untuk menggaji semua struktur kekuasan yang kalian perebutkan !
Wahai umat, betapa pilunya hati ini. Aku merasai derita ini, kepiluan ini, bahkan tanah pusara korban rezim masih berwarna merah. Bagaimana perasaan kita ? Sedih, pilu, tersiksa, marah namun tak berdaya. Ternyata, bukan hanya kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif. Bahkan, PENGKHIANATAN ITU BEGITU TELANJANG, TERSTRUKTUR, SISTEMATIS, MASSIF DAN BRUTAL !
Silahkan, lanjutkan drama rekonsiliasi baik secara terbuka atau kucing kucingan. Baik dengan komitmen jabatan, atau deal politik lain dibalik layar.
Silahkan berbusa-busa dibalik dalih strategi politik, manuver politik, atau apapun itu. Yang jelas, kejadian hari ini melukai hati kami. Jika kalian berbuat lebih, maka itu telah lebih menyakiti kami.
Kami akan tetap melawan, menolak sebagai pihak yang tunduk pada rekonsiliasi. Kami, tak akan mungkin mengkhianati nyawa para mujahid 21-22 Mei, kami tak akan menganggap remeh pengorbanan ulama kami, kami tak akan melupakan kezaliman yang menimpa para aktivis dan tokoh-tokoh kami.
Hasbunallah Wani'mal wakil, Ni'mal Maula Wa Ni'man Nashier. [].
COMMENTS